Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bakal Makin Keras, Jegalan untuk Jokowi Maju Pilpres 2014

Kompas.com - 24/10/2013, 08:11 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Berbagai pihak dinilai tengah berupaya menjegal Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi untuk maju sebagai calon presiden di Pemilu 2014. Ke depan, upaya tersebut diyakini akan semakin keras di tengah ketidakpastian pengusungan Jokowi dalam pilpres.

"Mulai ada skenario untuk jegal Jokowi. Sekarang masih permulaan. Nanti akan semakin keras perlawanan dengan kampanye negatif. Bahkan, kampanye hitam akan diarahkan ke Jokowi," kata peneliti senior Indonesia Public Institut (IPI), Karyono Wibowo, Kamis (24/10/2013) di Jakarta.

Karyono mengatakan, ada tiga skenario yang bisa dilakukan untuk menjegal lawan politik, yakni ketika proses tahapan, proses pemungutan suara, dan proses penyelesaian sengketa pemilu di Mahkamah Konstitusi.

Penjegalan Jokowi, dia mengatakan, sudah terjadi di tahapan menjelang pilpres agar Jokowi tidak dicalonkan oleh PDI Perjuangan. Ketika dicalonkan, Jokowi dianggap sulit dikalahkan jika melihat hasil survei lembaga-lembaga survei.

Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute Gun Gun Heryanto menambahkan, salah satu upaya penjegalan Jokowi terlihat dari rilis lembaga survei Lingkaran Survei Indonesia. Rilis itu menyebut Jokowi hanya sebagai capres wacana.

Di sisi lain, LSI mengangkat kembali Megawati Soekarnoputri sebagai kandidat capres. Tentunya, menurut Gun Gun, LSI tengah menggoda Megawati untuk maju kembali di pilpres.

Secara terpisah, pengamat politik Andrinof Chaniago mengatakan, capres yang lebih dulu muncul bakal habis-habisan untuk memuluskan pertarungan di Pilpres 2014. Mereka akan berusaha menjegal pesaing utama, salah satunya Jokowi.

"Secara rasional, orang yang sudah habis-habisan enggak mau main tanggung, habis sekalian," kata Andrinof. Caranya, sebut dia, mencegah pesaing utama tak muncul, termasuk dengan membangun opini. "Sekarang di media sosial makin banyak kampanye 'Jokowi Ingat Janji, Jokowi Selesaikan Masalah Jakarta, Jokowi di Jakarta Saja'," kata Adrianof.

Apakah mudah menjegal Jokowi? Karyono dan pengamat pemilu dari Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPRR), M Afifudin, berpendapat sama bahwa sulit untuk menjegal Jokowi jika melihat persepsi masyarakat saat ini. Begitu Jokowi dikritik, publik beramai-ramai menyerang pengkritik.

Contohnya, ketika para politisi DPRD DKI Jakarta hendak menggunakan hak interpelasi menyikapi kebijakan Jokowi-Basuki Tjahaja Purnama. Contoh terbaru, ketika Amien Rais menyerang sosok Jokowi.

Para politisi pendorong interpelasi dan Amien Rais langsung di-bully publik, terutama di media sosial. "Kalau Anda kritik jokowi, Anda akan berhadapan jutaan pendukung Jokowi," kata Afifudin.

Andrinof menambahkan, jika memang Megawati berpihak kepada Jokowi untuk diusung di pilpres, maka sebaiknya dideklarasikan beberapa hari menjelang pemilu legislatif pada April 2014. Figur Jokowi, kata dia, dapat menaikkan dukungan publik terhadap PDI Perjuangan.

"Kalau ditetapkan sekarang, kasihan Jokowi. Dia harus kerja habis-habisan karena akan banyak serangan politik yang mengganggu," ujar Andrinof. "Tapi kalau PDI-P enggak tertarik menjadi pemenang pileg, enggak tertarik punya presiden, enggak tertarik punya menteri banyak, yah enggak apa-apa (tidak usung Jokowi)," pungkas Andrinof.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Periksa Mantan Istri Eks Dirut Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Mantan Istri Eks Dirut Taspen Antonius Kosasih

Nasional
Bobby Resmi Gabung Gerindra, Jokowi: Sudah Dewasa, Tanggung Jawab Ada di Dia

Bobby Resmi Gabung Gerindra, Jokowi: Sudah Dewasa, Tanggung Jawab Ada di Dia

Nasional
Kapolri Diminta Tegakkan Aturan Terkait Wakapolda Aceh yang Akan Maju Pilkada

Kapolri Diminta Tegakkan Aturan Terkait Wakapolda Aceh yang Akan Maju Pilkada

Nasional
Jelaskan ke DPR soal Kenaikan UKT, Nadiem: Mahasiswa dari Keluarga Mampu Bayar Lebih Banyak

Jelaskan ke DPR soal Kenaikan UKT, Nadiem: Mahasiswa dari Keluarga Mampu Bayar Lebih Banyak

Nasional
Kasus BTS 4G, Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Dituntut 5 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta

Kasus BTS 4G, Eks Anggota BPK Achsanul Qosasi Dituntut 5 Tahun Penjara dan Denda Rp 500 Juta

Nasional
Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandag Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas

Kemensos Gelar Baksos di Sumba Timur, Sasar ODGJ, Penyandag Kusta dan Katarak, hingga Disabilitas

Nasional
Nadiem Tegaskan Kenaikan UKT Hanya Berlaku Bagi Mahasiswa Baru

Nadiem Tegaskan Kenaikan UKT Hanya Berlaku Bagi Mahasiswa Baru

Nasional
Eks Penyidik Sebut Nurul Ghufron Seharusnya Malu dan Mengundurkan Diri

Eks Penyidik Sebut Nurul Ghufron Seharusnya Malu dan Mengundurkan Diri

Nasional
Jokowi dan Iriana Bagikan Makan Siang untuk Anak-anak Pengungsi Korban Banjir Bandang Sumbar

Jokowi dan Iriana Bagikan Makan Siang untuk Anak-anak Pengungsi Korban Banjir Bandang Sumbar

Nasional
Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

Prabowo Beri Atensi Sektor Industri untuk Generasi Z yang Sulit Cari Kerja

Nasional
Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

Komisi X Rapat Bareng Nadiem Makarim, Minta Kenaikan UKT Dibatalkan

Nasional
Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Menaker Ida Paparkan 3 Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Desmigratif

Nasional
ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

ICW Dorong Dewas KPK Jatuhkan Sanksi Berat, Perintahkan Nurul Ghufron Mundur dari Wakil Ketua KPK

Nasional
Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Prabowo Disebut Punya Tim Khusus untuk Telusuri Rekam Jejak Calon Menteri

Nasional
Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Reformasi yang Semakin Setengah Hati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com