Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catatan Buruk Komjen Sutarman Versi Kontras ...

Kompas.com - 13/10/2013, 17:27 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Calon tunggal pengganti Kapolri Jendral Pol Timur Pradopo, Komisaris Jenderal Sutarman, dinilai memiliki sejumlah catatan buruk selama menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal Polri dan Kapolda Metro Jaya. Mangkraknya sejumlah persoalan di Bareskrim Polri seharusnya menjadi penilaian DPR sebelum meloloskan Sutarman sebagai kapolri.

Berdasarkan data yang dimiliki Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), catatan buruk tersebut di antaranya upaya dugaan kriminalisasi Novel Baswedan yang dilakukan Polda Bengkulu di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Seperti diketahui, Novel menjadi salah satu penyidik yang menangani kasus dugaan korupsi proyek simulator SIM dengan tersangka Kakorlantas Irjen Pol Djoko Susilo. Sutarman yang saat itu menjabat sebagai Kabareskrim dinilai menjadi orang yang paling bertanggung jawab.

"Belum lagi, saat penggeledahan KPK di Korlantas. Dia (Sutarman) menjadi orang nomor satu yang maju bernegosiasi dengan KPK. Sutarman bersikeras agar kasus simulator ditangani Bareskrim, walau akhirnya SBY memerintahkan kasus tersebut ditangani KPK," kata Koordinator Kontras Haris Azhar di Sekretariat Kontras, Minggu (13/10/2013).

Kasus lain yakni saat Sutarman masih menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya adalah penyerangan dan penganiayaan terhadap aktivis Indonesian Corruption Watch (ICW), Tama S Langkun, pada 2010 lalu. Diduga, penyerangan terhadap Tama lantaran ia melaporkan sejumlah petinggi Polri yang diduga memiliki rekening gendut. Akibat serangan itu, Tama mendapat luka yang cukup serius.

Selain kasus serangan terhadap Tama, masih pada tahun yang sama, kantor majalah Tempo juga mendapat dilempari bom molotov oleh orang tak dikenal. Saat itu, Sutarman berjanji akan menuntaskan kedua kasus itu. Namun sampai saat ini kedua kasus itu seolah raib.

"Beberapa catatan dari Sutarman saat Kapolda Metro ada, yaitu rasa aman tidak terpenuhi dengan baik, maraknya premanisme dan tindakan kekerasan dari sejumlah ormas (marak terjadi) pada saat itu. (Saat) Sutarman jadi kapolda (kasus) tidak terselesaikan dengan baik," ungkapnya.

Di samping itu, Kontras mengakui ada pula sejumlah catatan positif yang ditorehkan mantan ajudan Presiden Abdurrahman Wahid tersebut. Hal ini, di antaranya, Sutarman dianggap mampu mengungkap dan menangkap kelompok Tibo Cs, pelaku peledakan bom buku di Utan Kayu.

Sementara itu, ketika menjabat sebagai Kabareskrim, Sutarman mampu menyelesaikan kasus pengerusakan mini market yang dilakukan kelompok Syarief cs. Seperti diketahui, Syarief merupakan pelaku bom bunuh diri di Polresta Cirebon beberapa waktu lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis Disebut Diperlukan, Proyek Mercusuar Perlu Pengawasan

Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis Disebut Diperlukan, Proyek Mercusuar Perlu Pengawasan

Nasional
Kapolri Beri Penghargaan ke 11 Personel di Pegunungan Bintang, Papua

Kapolri Beri Penghargaan ke 11 Personel di Pegunungan Bintang, Papua

Nasional
Pegawai Kementan Bikin Perjalanan Dinas Fiktif demi Penuhi Kebutuhan SYL

Pegawai Kementan Bikin Perjalanan Dinas Fiktif demi Penuhi Kebutuhan SYL

Nasional
Sidang SYL, Saksi Ungkap Permintaan Uang Rp 360 Juta untuk Sapi Kurban

Sidang SYL, Saksi Ungkap Permintaan Uang Rp 360 Juta untuk Sapi Kurban

Nasional
Hadiri Perayaan Ultah Hendropriyono, Prabowo Dihadiahi Patung Diponegoro

Hadiri Perayaan Ultah Hendropriyono, Prabowo Dihadiahi Patung Diponegoro

Nasional
Menag Minta Jemaah Jaga Kesehatan, Suhu Bisa Capai 50 Derajat Celsius pada Puncak Haji

Menag Minta Jemaah Jaga Kesehatan, Suhu Bisa Capai 50 Derajat Celsius pada Puncak Haji

Nasional
Tinjau Pasar Baru di Karawang, Jokowi: Harga Cabai, Bawang, Beras Sudah Turun

Tinjau Pasar Baru di Karawang, Jokowi: Harga Cabai, Bawang, Beras Sudah Turun

Nasional
KPK Sebut Eks Dirut Taspen Kosasih Rekomendasikan Investasi Rp 1 T

KPK Sebut Eks Dirut Taspen Kosasih Rekomendasikan Investasi Rp 1 T

Nasional
Hakim MK Tegur Kuasa Hukum KPU karena Tidak Rapi Menulis Dokumen

Hakim MK Tegur Kuasa Hukum KPU karena Tidak Rapi Menulis Dokumen

Nasional
Jokowi Tanggapi Santai soal Fotonya yang Tak Terpasang di Kantor PDI-P Sumut

Jokowi Tanggapi Santai soal Fotonya yang Tak Terpasang di Kantor PDI-P Sumut

Nasional
Cuaca di Arab Saudi 40 Derajat, Jemaah Haji Diminta Jaga Kesehatan

Cuaca di Arab Saudi 40 Derajat, Jemaah Haji Diminta Jaga Kesehatan

Nasional
 Saksi Ungkap Direktorat di Kementan Wajib Patungan untuk Kebutuhan SYL

Saksi Ungkap Direktorat di Kementan Wajib Patungan untuk Kebutuhan SYL

Nasional
Pertamina Patra Niaga Akan Tetap Salurkan Pertalite Sesuai Penugasan Pemerintah

Pertamina Patra Niaga Akan Tetap Salurkan Pertalite Sesuai Penugasan Pemerintah

Nasional
Menteri KP Targetkan Tambak di Karawang Hasilkan 10.000 Ikan Nila Salin Per Tahun

Menteri KP Targetkan Tambak di Karawang Hasilkan 10.000 Ikan Nila Salin Per Tahun

Nasional
KPK Percaya Diri Gugatan Praperadilan Karutan Sendiri Ditolak Hakim

KPK Percaya Diri Gugatan Praperadilan Karutan Sendiri Ditolak Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com