Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sutarman Pilih Jual Soto ketimbang Korupsi

Kompas.com - 09/10/2013, 17:02 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagai perwira tinggi Polri, Komisaris Jenderal Sutarman mengakui pernah menerima sejumlah uang dan hadiah dari seseorang. Sutarman menuturkan, dirinya ketika itu sangat marah hingga membuat sebuah tulisan di meja kerjanya yang mengharamkan semua tamunya memberikan barang ataupun uang.

"Saya pernah marah sekali. Ada seseorang yang memberikan uang, saya tahu ini enggak benar. Pernah juga saat saya di Kapolda Metro, padahal saya sudah melarang. Sampai akhirnya saya buat di meja tulis, siapa pun diharamkan memberikan sesuatu kepada saya," ucap Sutarman saat berbincang dengan Komisi III DPR di kediamannya di Bintaro, Tangerang Selatan, Rabu (9/10/2013).

Upaya suap bukan saja diterima Sutarman. Istri Sutarman, Elly Sugiarti, juga kerap didekati oleh orang yang meminta promosi jabatan atau hal lain. "Pernah ada bungkusan ke istri saya. Saya minta itu kembalikan karena enggak benar. Sebelum Undang-Undang Tipikor ini berlaku, saya memang sudah menolak hadiah-hadiah yang terkait dengan jabatan saya," ucap Sutarman.

Saat anak sulungnya, Devina Ekawati, menikah dengan seorang anggota polisi, Sutarman juga mencantumkan di dalam undangan tidak menerima hadiah dalam bentuk apa pun. Rangkaian bunga yang sudah telanjur diterima pihak keluarga, kata Sutarman, juga sudah dilaporkannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi.

"Saya sudah bilang ke semua anggota keluarga agar penerimaan dan pemasukan dicatat dengan rapi semenjak ada Undang-Undang Tipikor itu. Supaya kalau ada apa-apa, kita bisa menjelaskannya," ujar Sutarman.

Elly mengamini apa yang diungkapkan sang suami. Semenjak peristiwa upaya penyuapan itu, Elly mengaku jadi lebih berhati-hati dalam berkawan. "Pada saat Mas jadi Kapolda atau Kapolres, itu banyak sekali berbondong-bondong mendekat. Saat tidak menjabat apa pun, justru menjauh. Saya berusaha untuk lebih arif ke depan," kata Elly.

"Lebih bagus saya jualan soto saja (daripada terima suap). Satu tempat bisa dapat Rp 30 juta," sambung Sutarman.

Pada Rabu ini, sebanyak 16 anggota Komisi III DPR mendatangi kediaman Sutarman. Komisi bidang hukum itu disambut oleh Sutarman, istri, beserta anak dan menantu Sutarman. Sepanjang dua jam, komisi ini berbincang dengan keluarga Sutarman. Perbincangan ini akan menjadi bahan pertimbangan bagi Komisi III DPR dalam melakukan uji kepatutan dan kelayakan calon Kapolri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com