Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu Minta KPU Buka Data Pemilih Per Kecamatan

Kompas.com - 26/09/2013, 18:07 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA,KOMPAS.com – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) membuka data pemilih dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) mulai sekarang. Meski baru akan ditetapkan Oktober nanti, Bawaslu menyatakan, penyimpangan data pemilih yang paling mungkin dilakukan di tingkat kecamatan dapat terpantau secepatnya.

“Sebenarnya di kabupaten/kota itu sebaran pemilih yang lebih komplet. Data di Kecamatan-kecamatan seharusnya terlihat. Tanpa ada kecamatan yang clear, potensi manipulasi suara tinggi. Tolonglah data pemilih per kecamatan itu dibuka dengan clear,” tegas Anggota Bawaslu Daniel Zuchron saat ditemui di kantornya, Kamis (26/9/2013).

Dengan membuka data per kecamatan, lanjutnya, akan jelas terlihat pembersihan data yang dilakukan KPU. Menurutnya, angka jumlah pemilih di tingkat nasional tidak konkret.

“Biar konkret berapa yang dibersihkan. Kalau bermain di angka nasional itu sublim, sumir. Data kecamatan itu kan fondasi DPT,” tukasnya.

KOMPAS/LUCKY PRANSISKA Anggota Badan Pengawas Pemilu, Daniel Zuchron, Pengamat Politik dari Sugeng Sariyadi Syndicate, Toto Sugiarto, dan bakal calon legislatif dari Partai Amanat Nasional, Noviantika Nasution (kanan ke kiri) dalam diskusi di Jakarta, Selasa (7/5/2013). Diskusi membicarakan mengenai popularitas dan nomor urut calon anggota legislatif.

Ia mengatakan, selama ini KPU hanya membuka rekapitulasi data pemilih secara nasional. Sedangkan, lanjutnya, data pemilih di tingkat kabupaten/kota, apalagi kecamatan tidak pernah dibuka sama sekali baik secara jumlah maupun setiap perubahannya dalam proses pemutakhiran.

“Itu kan angka-angka saja yang dikasih tahu oleh KPU. padahal kan Sidalih (Sistem Informasi Data Pemilih) sudah sampai di sana (di tingkat kecamatan). Itu yang tidak tampak secara komplet,” lanjut Daniel.

Menurutnya, angka yang merupakan akumulasi dari data pemilih dari tingkat kecamatan tidak mampu membantu pemantauan penetapan daerah pemilihan (dapil) dan penyebaran logistik pemilu. Sedangkan, dua hal itulah yang paling berpotensi menjadi jalan kecurangan pemilu.

“Akumulasi tidak membantu karena dapil yang menjadi lumbung suara,” tuturnya.

Sebelumnya, KPU menyatakan siap menyandingkan data pemilih versinya dengan data kependudukan milik Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) secara berhadap-hadapan hingga tingkat kecamatan. Hal itu untuk membuktikan akurasi data pemilih yang dimiliki KPU.

"Kami siap menyandingkan data apple to apple. Kalau perlu per kecamatan disejajarkan data milik KPU dan Kemendagri, lalu dicari yang keliru untuk diperbaiki," ujar Komisioner Ferry Kurnia Rizkiyansyah di Jakarta, Rabu (25/9/2013).

Ia mengungkapkan, melalui penyandingan data, baik dengan sistem informasi maupun secara manual tersebut, pihaknya dapat menyisir catatan ganda yang timbul di setiap sistem informasi kedua belah pihak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Pemerintah Akan Pastikan Status Tanah Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang serta Longsor Tana Toraja dan Sumbar

Nasional
Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Ahmed Zaki Daftarkan Diri ke PKB untuk Pilkada DKI, Fokus Tingkatkan Popularitas

Nasional
Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Sengketa Pileg, Golkar Minta Pemungutan Suara Ulang di 36 TPS Sulbar

Nasional
Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Mendagri Sebut Biaya Pilkada Capai Rp 27 Triliun untuk KPU dan Bawaslu Daerah

Nasional
Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Airin Ingin Bentuk Koalisi Besar untuk Mengusungnya di Pilkada Banten

Nasional
Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Sebut Warga Ingin Anies Balik ke Jakarta, Nasdem: Kinerjanya Terasa

Nasional
Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Caleg PSI Gugat Teman Satu Partai ke MK, Saldi Isra: Berdamai Saja Lah

Nasional
Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Irigasi Rentang Targetkan Peningkatan Indeks Pertanaman hingga 280 Persen

Nasional
Kuasa Hukum Caleg Jawab 'Siap' Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Kuasa Hukum Caleg Jawab "Siap" Terus, Hakim MK: Kayak Latihan Tentara, Santai Saja...

Nasional
Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Heboh Brigadir RAT Jadi Pengawal Bos Tambang, Anggota DPR: Tak Mungkin Atasan Tidak Tahu, Kecuali...

Nasional
Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Geledah Setjen DPR dan Rumah Tersangka, KPK Amankan Dokumen Proyek hingga Data Transfer

Nasional
Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Ditegur MK Tak Serius Ikuti Sidang, KPU Mengaku Punya Banyak Agenda

Nasional
Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Korlantas Sebut Pelat Khusus “ZZ” Terhindar Ganjil-Genap Jika Dikawal

Nasional
Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Polri Bentuk 10 Satgas Pengamanan untuk World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nurul Ghufron Sengaja Absen Sidang Etik di Dewas KPK, Beralasan Sedang Gugat Aturan ke MA

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com