Secara langsung, ia meminta Kapolri Jenderal Timur Pradopo memfasilitasi sumbangan yang akan diberikan untuk mendiang Sukardi. Politisi PDI Perjuangan ini menuturkan, alasan dirinya melakukan gerakan moral ini adalah karena ikut merasakan duka mendalam seperti yang dialami oleh keluarga Sukardi. Ia berharap sumbangan yang ia berikan dapat bermanfaat untuk menutup biaya pendidikan anak-anak Sukardi.
"Izinkan saya lakukan gerakan moral. Saya tidak kenal dengan keluarga itu. Saya melihat di media bagaimana teriakan anaknya yang sedang kuliah mengetahui (penembakan). Saya menyerahkan satu bulan gaji saya untuk kuliah anak tersebut, semoga Kapolri bisa memfasilitasi," kata Herman, Senin (16/9/2013).
Menurutnya, apa yang ia lakukan perlu dicontoh oleh rekan-rekannya di Komisi III dan masyarakat secara luas. Dampak yang diharapkan tidak hanya membantu keluarga korban, tetapi juga secara psikologis akan melecut semangat institusi kepolisian dalam menjalankan tugasnya.
"Ini contoh untuk masyarakat, polisi jangan hanya dicari kelemahannya," ujar Herman.
Seperti diketahui, Aipda (anumerta) Sukardi tewas setelah ditembak beberapa kali oleh orang tak dikenal di depan Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (10/9/2013) malam. Sukardi ditembak saat sedang mengawal enam truk bermuatan alat konstruksi dengan mengendarai sepeda motor Honda Revo warna merah bernomor polisi B 6671 TXL. Sukardi meninggalkan seorang istri, Tirta Sari, dan tiga orang anak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.