Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Sebenarnya Dapat Menyidik Korupsi Besar

Kompas.com - 04/09/2013, 14:22 WIB
Ferry Santoso

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Penyidik tindak pidana korupsi Badan Reserse Kriminal Polri sebenarnya dapat menyidik kasus dugaan korupsi besar. Apalagi, anggaran Polri untuk penyidikan kasus dugaan korupsi sudah ditingkatkan. Selain itu, Polri sebagai institusi penegak hukum juga memiliki kemampuan dan pengalaman yang jauh lebih banyak.

Namun, Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, Selasa (3/9), mengungkapkan, dari kualitas, kasus dugaan korupsi yang besar masih kurang ditangani. Namun, dari sisi jumlah, jajaran Polri, termasuk Bareskrim, sudah memenuhi target penindakan kasus dugaan tindak pidana korupsi.

Kemampuan dan pengalaman Polri dalam menangani kasus korupsi disampaikan Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Oegroseno di sela-sela acara apel kepala satuan wilayah di Jakarta, Senin.

Kompas.com/SABRINA ASRIL Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Oegroseno.

”Meskipun saya Wakapolri, saya juga bagian dari masyarakat. Saya berharap (Bareskrim Polri) mengungkap (kasus korupsi) yang besar. Kami (Polri) lebih tua usianya dari KPK. Seharusnya bisa,” kata Oegroseno saat ditanya apakah Bareskrim Polri dapat diharapkan mengusut kasus korupsi yang besar.

Dia mengakui anggaran Polri untuk penyidikan kasus dugaan korupsi di Polri sudah ditingkatkan. ”Kalau anggaran sudah besar, dapatnya harus ikan paus dong. Kalau dapatnya ikan teri, kan sayang,” katanya.

Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Nasser, pernah mengatakan, tahun 2013 belum ada kasus korupsi besar yang ditangani Polri meskipun anggaran sudah ditingkatkan.

Anggota Kompolnas lainnya, Edi Saputra Hasibuan, menjelaskan, tahun 2013, anggaran penyidikan tindak pidana korupsi di Polri meningkat. Anggaran penanganan tindak pidana korupsi di Polri tahun 2013 sebesar Rp 190,5 miliar. Itu berarti biaya penanganan kasus Rp 208 juta per kasus. ”Tahun-tahun sebelumnya, biaya penanganan kasus sekitar Rp 30 juta per kasus,” kata Edi.

Dalam upaya pengawasan harta dan kekayaan anggota Polri, menurut Oegroseno, pengamanan internal Polri seharusnya bisa menyentuh pengawasan harta dan kekayaan anggota Polri. Misalnya, ada anggota polisi berpangkat Ajun Komisaris mengendarai Land Cruiser. ”Dari mana itu? Apakah dia punya showroom? Kalau showroom, duitnya dari mana? Telusuri karena moral itu nomor satu di samping profesionalisme,” kata Oegroseno. (FER)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com