Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikritik, Sejumlah Calon Peserta Konvensi Demokrat!

Kompas.com - 21/08/2013, 21:45 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Komite Konvensi calon presiden Partai Demokrat sudah menjaring sejumlah nama. Beberapa di antaranya adalah kepala daerah. Kehadiran kepala daerah yang kini langsung dijagokan menjadi calon presiden itu pun mengundang tanda tanya dari internal partai.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua mengingatkan komite konvensi untuk memilih kandidat yang benar-benar mumpuni menjadi capres. "Kami kan bukan cari gubernur atau ketua partai, tapi yang datang kan orang ini. Mana mungkin bisa dipercaya orang?" ujar Max saat dihubungi Rabu (21/8/2013).

Sebelumnya, komite konvensi menerima 26 nama usulan Majelis Tinggi Partai Demokrat dan juga komite konvensi. Dari 26 nama itu, ada beberapa nama kepala daerah seperti Bupati Kabupaten Kutai Timur Isran Noor. Ada pula Wakil Gubernur Jawa Tengah Rustriningsih. Selain dua nama itu, muncul pula nama Gubernur Jawa Timur Soekarwo.

Menurut Max, jika nama-nama itu disaring dalam lembaga survei, maka orang akan menganggap komite bekerja tidak profesional dalam menjaring calon. "Mungkin hanya untuk memenuhi kuota saja (keberadaan calon dari daerah), karena mereka bukan (berkapasitas) capres kan?" imbuh anggota Komisi I DPR ini.

Max mempertanyakan prestasi-prestasi para kepala daerah itu. Menurut Max, mengelola daerah tidak sama dengan mengelola negara. Ia menilai sosok capres haruslah seorang negawaran.

"Kami harapkan komite benar-benar bisa bekerja mencari Presiden bukan Ketua Partai," ucapnya lagi.

Pada malam ini, komite konvensi Partai Demokrat kembali menggelar rapat pleno. Rapat pleno diagendakan untuk melacak jejak rekam 26 calon yang sudah masuk ke komite konvensi. Komite kemudian akan melakukan voting untuk menentukan kandidat yang akan diundang untuk melakukan tatap muka dengan komite konvensi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com