“Pastinya orang yang toxic jangan masuk dalam pemerintahan, bahaya untuk rakyat,” ujarnya.
Baca juga: Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang Toxic di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat
Sebelumnya, Luhut menyampaikan pesan kepada Prabowo Subianto agar tidak membawa orang toxic ke dalam pemerintahan ke depan.
Sebab, menurut Luhut, orang-orang tersebut akan cenderung merugikan jalannya pemerintahan.
"Kepada presiden terpilih (Prabowo Subianto), saya katakan jangan membawa orang-orang toxic ke dalam pemerintahan Anda, karena itu akan sangat merugikan kita (Indonesia)," kata Luhut dalam pidato sambutannya di acara Jakarta Futures Forum di Hotel JW Marriot, Jakarta, Jumat (3/5/2024).
Saat itu, Luhut membahas prospek kerja sama antara Indonesia dengan India. Dia pun yakin bahwa Prabowo dapat melakukan banyak hal untuk membawa Indonesia menjadi lebih baik di masa depan.
Belakangan, Juru Bicara Luhut, Jodi Mahardi memberikan penjelasan terkait pesan tersebut.
Jodi mengatakan, yang dimaksud dengan toxic adalah yang berpotensi menghambat jalannya program pemerintah.
"Pak Luhut menggunakan istilah toxic untuk merujuk kepada pihak-pihak yang cenderung menghambat kemajuan program kabinet karena tidak sejalan dengan visi dan arah yang telah ditetapkan," ujarnya.
Menurut Jodi, Luhut ingin menekankan pentingnya kesatuan dalam menjalankan program-program pemerintahan demi kepentingan bersama.
Baca juga: Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang Toxic, Projo: Nasihat Bagus
Meski demikian, Jodi tidak membeberkan siapa sosok toxic yang dimaksud Luhut.
"Pak Luhut hanya sumbang saran saja,” katanya.
Sebagaimana diberitakan, kubu Prabowo-Gibran selalu menggaungkan wacana rekonsiliasi nasional demi membangun bangsa.
Oleh karenanya, kubu Prabowo mencoba menjangkau dua kubu yang bersebrangan saat pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Kedua kubu tersebut adalah pendukung pasangan calon (paslon) nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Baca juga: Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang Toxic ke Dalam Pemerintah Anda
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.