Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Kompas.com - 06/05/2024, 05:44 WIB
Novianti Setuningsih

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai koalisi pendukung pasangan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, merespons pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan yang meminta Prabowo tidak membawa orang-orang toxic ke dalam pemerintahan ke depan.

Diketahui, Prabowo-Gibran diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang di antaranya berisi empat partai politik di parlemen, yakni Partai Gerindra, Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Demokrat.

Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, pesan dari Luhut bakal dipertimbangkan oleh Prabowo Subianto.

"Apa yang disampaikan menurut saya enggak ada masalah dan bisa jadi bahan pertimbangan juga oleh Pak Prabowo dalam nantinya menyusun kabinet Prabowo-Gibran," kata Dasco kepada Kompas.com, Jumat (3/5/2024).

Namun, Dasco mengatakan, Prabowo belum memutuskan seperti apa susunan kabinet yang akan dipimpinya selama lima tahun ke depan.

Baca juga: Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang Toxic ke Pemerintahan

PAN sebut Prabowo pilih yang terbaik

Terpisah, Ketua Umum PAN sekaligus Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) meyakini bahwa Prabowo pasti akan memilih orang terbaik untuk membantunya di pemerintahan mendatang.

Apalagi, menurut pria yang karib disapa Zulhas ini, Prabowo memiliki pengalaman dan sumber informasi yang lengkap.

"Pak Prabowo itu orang hebat, terlatih, informasinya sangat lengkap. Pasti Pak Prabowo akan memilih pembantu-pembantu terbaik," ujar Zulhas saat dihubungi Kompas.com, Minggu (5/5/2024).

"Dan beliau tahu yang terbaik, beliau terlatih, punya pengetahuan luas, pengalaman luas, infonya lengkap. Pasti beliau akan memilih yang terbaik. Dan itu hak penuh prerogatif presiden terpilih,” katanya lagi.

Namun, Zulhas menegaskan kembali bahwa penunjukkan menteri adalah hak prerogatif presiden.

Baca juga: Luhut Minta Orang Toxic Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Golkar yakin kadernya terbaik

Sementara itu, Partai Golkar menyatakan, selalu memberikan kader terbaik untuk membantu di pemerintahan.

“Termasuk Pak Luhut itu kan (kader) Golkar. Semua menteri-menteri dan pejabat dari Golkar telah terbukti hasil karya nyatanya,” ujar Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono dihubungi Kompas.com, Sabtu (4/5/2024).

Dave kemudian mengatakan, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto juga akan memberikan kader terbaik untuk membantu pemerintahan Prabowo mendatang.

“Kita akan terus berkarya dalam pemerintahan yang berikutnya,” kata Dave.

Lebih lanjut, Dave mengaku sepakat dengan Luhut. Menurut dia, orang yang toxic bakal membahayakan pemerintahan.

“Pastinya orang yang toxic jangan masuk dalam pemerintahan, bahaya untuk rakyat,” ujarnya.

Baca juga: Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang Toxic di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Penjelasan Luhut

Sebelumnya, Luhut menyampaikan pesan kepada Prabowo Subianto agar tidak membawa orang toxic ke dalam pemerintahan ke depan.

Sebab, menurut Luhut, orang-orang tersebut akan cenderung merugikan jalannya pemerintahan.

"Kepada presiden terpilih (Prabowo Subianto), saya katakan jangan membawa orang-orang toxic ke dalam pemerintahan Anda, karena itu akan sangat merugikan kita (Indonesia)," kata Luhut dalam pidato sambutannya di acara Jakarta Futures Forum di Hotel JW Marriot, Jakarta, Jumat (3/5/2024).

Saat itu, Luhut membahas prospek kerja sama antara Indonesia dengan India. Dia pun yakin bahwa Prabowo dapat melakukan banyak hal untuk membawa Indonesia menjadi lebih baik di masa depan.

Baca juga: Soal Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Belakangan, Juru Bicara Luhut, Jodi Mahardi memberikan penjelasan terkait pesan tersebut.

Jodi mengatakan, yang dimaksud dengan toxic adalah yang berpotensi menghambat jalannya program pemerintah.

"Pak Luhut menggunakan istilah toxic untuk merujuk kepada pihak-pihak yang cenderung menghambat kemajuan program kabinet karena tidak sejalan dengan visi dan arah yang telah ditetapkan," ujarnya.

Menurut Jodi, Luhut ingin menekankan pentingnya kesatuan dalam menjalankan program-program pemerintahan demi kepentingan bersama.

Baca juga: Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang Toxic, Projo: Nasihat Bagus

Meski demikian, Jodi tidak membeberkan siapa sosok toxic yang dimaksud Luhut.

"Pak Luhut hanya sumbang saran saja,” katanya.

Sebagaimana diberitakan, kubu Prabowo-Gibran selalu menggaungkan wacana rekonsiliasi nasional demi membangun bangsa.

Oleh karenanya, kubu Prabowo mencoba menjangkau dua kubu yang bersebrangan saat pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Kedua kubu tersebut adalah pendukung pasangan calon (paslon) nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Baca juga: Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang Toxic ke Dalam Pemerintah Anda

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Airlangga Tegaskan Ridwan Kamil Bakal Lebih Dengarkan Golkar ketimbang Pihak Lain soal Pilkada

Airlangga Tegaskan Ridwan Kamil Bakal Lebih Dengarkan Golkar ketimbang Pihak Lain soal Pilkada

Nasional
DPP Pemuda Batak Bersatu Dukung Nikson Nababan Jadi Gubernur Sumut

DPP Pemuda Batak Bersatu Dukung Nikson Nababan Jadi Gubernur Sumut

Nasional
Khotbah di Depan Jokowi, Ketua KPU Bawakan Tema Kurban sebagai Ujian Keimanan

Khotbah di Depan Jokowi, Ketua KPU Bawakan Tema Kurban sebagai Ujian Keimanan

Nasional
Korban Judi 'Online' Diusulkan Dapat Bansos, Begini Respons Menaker

Korban Judi "Online" Diusulkan Dapat Bansos, Begini Respons Menaker

Nasional
Anies Sudah Mulai Bekerja untuk Pilkada Jakarta, Airlangga: Ridwan Kamil OTW

Anies Sudah Mulai Bekerja untuk Pilkada Jakarta, Airlangga: Ridwan Kamil OTW

Nasional
Tak Pakai Sistem Antrean, Masjid Istiqlal Langsung Salurkan Daging Kurban ke Warga yang Membutuhkan

Tak Pakai Sistem Antrean, Masjid Istiqlal Langsung Salurkan Daging Kurban ke Warga yang Membutuhkan

Nasional
Parpol KIM Disebut Setuju Ridwan Kamil Maju Pilkada Jakarta, Airlangga: Dia Waketum Golkar

Parpol KIM Disebut Setuju Ridwan Kamil Maju Pilkada Jakarta, Airlangga: Dia Waketum Golkar

Nasional
Masjid Istiqlal Terima 50 Sapi Kurban, Ada dari Jokowi, Prabowo, dan Megawati

Masjid Istiqlal Terima 50 Sapi Kurban, Ada dari Jokowi, Prabowo, dan Megawati

Nasional
Menag: Ibadah Kurban Momentum Sembelih Sifat Egois, Rakus, dan Mementingkan Diri Sendiri

Menag: Ibadah Kurban Momentum Sembelih Sifat Egois, Rakus, dan Mementingkan Diri Sendiri

Nasional
Golkar Tak Khawatir Ridwan Kamil Kalah Start dari Anies pada Pilkada Jakarta

Golkar Tak Khawatir Ridwan Kamil Kalah Start dari Anies pada Pilkada Jakarta

Nasional
Hari Raya Idul Adha, Jokowi: Berkurban Ekspresi Rasa Syukur dan Ikhlas

Hari Raya Idul Adha, Jokowi: Berkurban Ekspresi Rasa Syukur dan Ikhlas

Nasional
Wapres Ma'ruf Serahkan Sapi Kurban Jokowi 1,3 Ton ke Masjid Istiqlal

Wapres Ma'ruf Serahkan Sapi Kurban Jokowi 1,3 Ton ke Masjid Istiqlal

Nasional
Wapres Ma'ruf Amin Shalat Idul Adha di Masjid Istiqlal, JK, Sandiaga, Zulhas, dan AHY Hadir

Wapres Ma'ruf Amin Shalat Idul Adha di Masjid Istiqlal, JK, Sandiaga, Zulhas, dan AHY Hadir

Nasional
Momen Jokowi 'Ngevlog' Sambil Cicipi Mi Pedas di Semarang

Momen Jokowi "Ngevlog" Sambil Cicipi Mi Pedas di Semarang

Nasional
Prabowo Subianto Akan Shalat Idul Adha di Hambalang

Prabowo Subianto Akan Shalat Idul Adha di Hambalang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com