Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Kompas.com - 05/05/2024, 10:55 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bendahara DPP relawan Pro Jokowi (Projo) Panel Barus menilai, PDI Perjuangan terbawa perasaan atau baper karena mengalami kekalahan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Hal itu ia sampaikan merespons sejumlah elite partai banteng moncong putih yang berulang kali menyinggung Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka.

Menurut Panel, singgungan itu bermakna negatif.

Baca juga: “Presidential Club”, Upaya Prabowo Damaikan Megawati dengan SBY dan Jokowi

"Itu tanda bahwa PDI-P baperan ketika kalah. Baperan cerminan dari ketidakdewasaan dalam berpolitik,“ kata Panel dalam keterangannya, Minggu (5/5/2024).

Padahal, menurut Panel, PDI-P semestinya introspeksi diri di internal karena kalah dalam pilpres.

PDI-P mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pilpres 2024.

Pasangan itu dikalahkan oleh pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang kini telah ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden terpilih.

“Lebih baik introspeksi diri ketimbang seruduk sana, seruduk sini. Tindakan yang tidak dewasa seperti itu sangat disayangkan,“ ujar Panel.

Di sisi lain, lanjut Panel, dalam situasi apa pun Jokowi tidak pernah menyerang dan mendiskreditkan partai tersebut, termasuk Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Baca juga: Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada Presidential Club

Jokowi dianggap tetap santun berpolitik walaupun mendapatkan perlakuan yang tidak pantas dari elite PDI-P.

Menurut Panel, masyarakat mengetahui bahwa Jokowi banyak memberikan nilai tambah bagi kemajuan dan pencapaian partai banteng moncong putih selama masa pemerintahannya pada 2014-2024.

Namun, dia keheranan karena justru Jokowi dan Gibran yang tetap menjadi sasaran karena PDI-P kalah Pilpres 2024.

Keduanya bahkan sampai tidak diakui atau dipecat sebagai anggota PDI-P.

“Alhasil banyak partai buka pintu dan karpet merah untuk Pak Jokowi dan Mas Gibran. Jangan nyesel,“ pungkas dia.

Catatan Kompas.com, beberapa waktu sebelumnya, sejumlah elite PDI-P kerap mengkritik Presiden Jokowi terkait Pilpres 2024.

Baca juga: PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Kritikan itu semakin deras setelah Gibran, putra sulung Jokowi, resmi maju sebagai cawapres pada Pilpres 2024.

Gibran pun menjadi lawan dari paslon yang diusung PDI-P, Ganjar-Mahfud.

Terkini, Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto blak-blakan menyatakan bahwa Jokowi sudah berencana memperpanjang masa jabatan presiden menjadi tiga periode, usai memenangkan Pilpres 2019.

Hasto mengatakan, ketika itu, Jokowi meminta Ketua Umum Partai Bulan Bintang sekaligus pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra untuk mengkaji wacana perpanjangan masa jabatan.

Ia mengatakan, informasi ini didapatkan dari politikus PDI-P Deddy Sitorus yang memperoleh cerita tersebut langsung dari Yusril.

"Saat itu Prof Yusril pernah cerita ke dia, bagaimana 2019 ketika habis menang MK seperti ini Pak Jokowi meminta kepada Prof Yusril untuk dikaji perpanjangan jabatan tiga periode itu," kata Hasto dalam program Gaspol! Kompas.com, Kamis (25/4/2024).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Juli 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Juli 2024

Nasional
Laporkan Persoalan PDN, Menkominfo Bakal Ratas dengan Jokowi Besok

Laporkan Persoalan PDN, Menkominfo Bakal Ratas dengan Jokowi Besok

Nasional
PDN Diretas, Puan: Pemerintah Harus Jamin Hak Rakyat atas Keamanan Data Pribadi

PDN Diretas, Puan: Pemerintah Harus Jamin Hak Rakyat atas Keamanan Data Pribadi

Nasional
TB Hasanuddin Titipkan 'Anak' Bantu BSSN Buru 'Hacker' PDN

TB Hasanuddin Titipkan "Anak" Bantu BSSN Buru "Hacker" PDN

Nasional
Prabowo Ungkap Arahan Jokowi untuk Pemerintahannya

Prabowo Ungkap Arahan Jokowi untuk Pemerintahannya

Nasional
Bantah PKS Soal Jokowi Sodorkan Namanya Diusung di Pilkada Jakarta, Kaesang: Bohong

Bantah PKS Soal Jokowi Sodorkan Namanya Diusung di Pilkada Jakarta, Kaesang: Bohong

Nasional
Diwarnai Demo Udara, KSAL Sematkan Brevet Kehormatan Penerbal ke 7 Perwira Tinggi

Diwarnai Demo Udara, KSAL Sematkan Brevet Kehormatan Penerbal ke 7 Perwira Tinggi

Nasional
Data PDN Tidak 'Di-back Up', DPR: Ini Kebodohan, Bukan Masalah Tata Kelola

Data PDN Tidak "Di-back Up", DPR: Ini Kebodohan, Bukan Masalah Tata Kelola

Nasional
Didesak Mundur dari Menkominfo Buntut Peretasan PDN, Budi Arie: Tunggu Saja

Didesak Mundur dari Menkominfo Buntut Peretasan PDN, Budi Arie: Tunggu Saja

Nasional
Dalam Rapat, DPR Tanyakan Isu Adanya Kelalaian Pegawai Telkom dalam Peretasan PDN

Dalam Rapat, DPR Tanyakan Isu Adanya Kelalaian Pegawai Telkom dalam Peretasan PDN

Nasional
Minta Literasi Bahaya Judi “Online” Digalakkan, Wapres: Jangan Sampai Kita Jadi Masyarakat Penjudi!

Minta Literasi Bahaya Judi “Online” Digalakkan, Wapres: Jangan Sampai Kita Jadi Masyarakat Penjudi!

Nasional
Menkominfo Berkelit Banyak Negara Diserang Ransomware, Dave: Penanganannya Hitungan Jam

Menkominfo Berkelit Banyak Negara Diserang Ransomware, Dave: Penanganannya Hitungan Jam

Nasional
Mandiri Jogja Marathon 2024 Kembali Digelar, Bangkitkan Semangat Keberlanjutan dan Ekowisata

Mandiri Jogja Marathon 2024 Kembali Digelar, Bangkitkan Semangat Keberlanjutan dan Ekowisata

Nasional
Alasan Safenet Galang Petisi Tuntut Budi Arie Mundur dari Menkominfo...

Alasan Safenet Galang Petisi Tuntut Budi Arie Mundur dari Menkominfo...

Nasional
PDNS Diretas, Jokowi Diingatkan Tak Jadikan Jabatan Menkominfo 'Giveaway'

PDNS Diretas, Jokowi Diingatkan Tak Jadikan Jabatan Menkominfo "Giveaway"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com