Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Airlangga Sebut Jangkauan Bansos di Indonesia Lebih Rendah dari Singapura dan Malaysia

Kompas.com - 05/04/2024, 09:58 WIB
Singgih Wiryono,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membandingkan jangkauan bantuan sosial (bansos) Indonesia dengan lima negara, tiga di antaranya negara Asean.

Airlangga mengatakan, jangkauan bansos di Indonesia masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura.

"Bansos di Indonesia misal bantuan pangan diberikan kepada 22 juta orang, atau 7,9 persen dari penduduk, ini lebih rendah dari Malaysia 25 persen, Singapura 41 persen, dan India 55,6 persen dan Amerika 12,1 persen," kata Airlangga dalam sidang sengketa pemilihan presiden (Pilpres) di Mahkamah Konstitusi (MK), Jumat (5/4/2024).

Airlangga mengatakan, Malaysia berani menggelontorkan bansos dengan nilai setara Rp 25 triliun untuk menjangkau 25,4 persen dari total penduduknya.

Baca juga: Menko PMK Sebut Bantuan Beras Bukan Bansos Reguler dari Pemerintah

Menurut Airlangga, bansos tersebut tak sekali dilakukan, tetapi dianggarkan juga untuk tahun 2024.

"Singapura memberikan paket dukungan hidup untuk hampir separuh penduduk 2,5 juta (orang) mulai September 2023," kata Airlangga.

Jumlah ini, dia mengatakan, mencakup hampir 50 persen dari total penduduk Singapura yang hanya 5 juta jiwa. Dengan besaran bantuan 800 dollar Singapura per orang.

Airlangga lantas mengungkapkan, Indonesia hanya unggul dari Filipina yang memberikan bantuan tunai para petani akibat krisis iklim El Nino dengan nilai Rp 3,47 triliun untuk 2,3 juta petani atau hanya dua persen dari total penduduknya.

Baca juga: Bansos Dikaitkan dengan Pemilu, Menko PMK Tegaskan Direncanakan sejak Awal untuk Cegah Kemiskinan

Airlangga juga menekankan bahwa bantuan dampak krisis iklim El Nino tidak hanya dilakukan Indonesia dan Filipina, tetapi juga beberapa negara ikut memberikan.

"Bantuan pangan di India itu (menjangkau) 800 juta orang (nilai setara) Rp 372 triliun dan subsidi pupuk sebesar Rp 25,5 miliar," katanya.

Begitu juga dengan Amerika Serikat yang memberikan bantuan dalam bentuk food stamp untuk 4,1 juta jiwa dengan paket bantuan inflasi.

"Dan juga (memberikan) perlindungan perlindungan dampak perubahan iklim ekstrem dengan nilai setara Rp 835 triliun," ujar Airlangga.

Sebagai informasi, Airlangga memberikan keterangan berdasarkan permintaan dari Majelis Hakim MK dalam sidang sengketa pilpres 2024.

Baca juga: Di Sidang MK, Menko PMK Ungkap Pertimbangan Pilih Wilayah Kunjungan Kerja untuk Salurkan Bansos

Pasalnya, pihak pemohon 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar menuding penyaluran bantuan sosial mendekati hari pemungutan suara berdampak pada elektoral pihak terkait, yakni capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Dalil itu dikuatkan oleh saksi ahli dari kubu capres-cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Faisal Basri yang menilai bantuan El Nino digelontorkan pemerintah untuk kepentingan politik elektoral.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com