Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan Jokowi untuk Pemerintahan yang Baru, Hati-hati Kelola Negara Sebesar Indonesia

Kompas.com - 01/03/2024, 23:00 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo memberikan pesan untuk pemerintahan baru hasil dari Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Menurut Presiden, pemerintahan baru mendatang harus berhati-hati mengelola negara Indonesia yang besar.

Mula-mula, Presiden menyinggung soal perkembangan situasi dua bulan terakhir yang mana banyak negara masuk ke situasi resesi. Beberapa di antaranya Inggris dan Jepang.

Baca juga: Jokowi: Insya Allah Smelter PT Freeport Mulai Beroperasi Juni

Selain itu, ada 96 negara menjadi pasien dari Lembaga Moneter Internasional (IMF).

Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia saat ini harus hati-hati dalan mengelola apa pun. Kehati-hatian juga perlu dilakukan pemerintahan selanjutnya.

"Artinya apa? Situasi ekonomi dunia ini sedang tidak baik-baik saja. Oleh sebab itu, kita harus hati hati dalam mengelola apa pun, mengelola ekonomi kita, mengelola APBN kita, dan kita harapkan ke depan, pemerintah yang baru juga melakukan hal yang sama," ujar Jokowi saat memberikan sambutan pada pembukaan Muktamar XX Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang digelar di Palembang, Sumatera Selatan, sebagaimana dilansir siaran YouTube Sekretariat Presiden pada Jumat (1/3/2024).

 


"Hati hati dalam mengelola negara sebesar Indonesia ini, karena Indonesia bukan sebuah negara yang kecil, tetapi negara yang sangat besar negara yang sangat luas dan penduduknya sudah hampir 280 juta," ujar dia.

Baca juga: Lanjutkan Kunker ke Palembang, Jokowi Akan Buka Muktamar Mahasiswa Muhammadiyah 2024

Oleh karena itu, setiap tindakan apa pun yang akan diambil pemerintahan mendatang diharapkan dengan pertimbangan yang hati-hati.

Utamanya yang terkait pengelolaan ekonomi dan politik.

"Harus penuh dengan kehati-hatian agar tidak keliru dalam mengelola negara," kata Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com