JAKARTA, KOMPAS.com - Muhammad Riski Aditya yang baru menginjak kelas 5 Sekolah Dasar (SD) harus menjadi tulang punggung bagi tiga adiknya.
Ia bersama adik-adiknya tinggal bersama sang nenek, Sa'adah, di Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Riski terpaksa berjualan keripik dan cireng di sekolah. Serta berjualan di tempat-tempat lain sepulang sekolah hingga pukul 21.30 WIB.
Pekerjaan semacam itu dilakoninya setiap hari agar hidup terus berjalan.
Baca juga: Kilas Balik saat AHY Kritik Food Estate dan UU Ciptaker, Kini Sejalan dengan Jokowi
"Jualan keripik Riski kan, buat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bikin sendiri, beli singkong diparut. Nanti kalau cireng ngambil dari tetangga, ya itulah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," kata Sa'adah dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (23/2/2024).
Sa'adah bercerita, ibu kandung Riski meninggal pada Januari lalu. Adapun ayahnya, tidak ada kabar sama sekali.
Selain berjualan keripik dan cireng, Riski terpaksa mengamen jika hasil dagangannya tidak mencukupi. Sekali mengamen, ia mampu meraup Rp 40.000, cukup untuk makan sehari bersama-sama.
Baca juga: Saat Jokowi Berikan Hadiah Kursi Roda untuk Anak Penyandang Disabilitas di Sumut
Sa'adah mengaku sedih melihat Riski harus banting tulang membantunya menghidupi tiga adiknya yang masih kecil.
Adik pertama Riski diketahui berusia 5 tahun. Adik kedua berusia 3 tahun, dan adik ketiga berusia 2 tahun.
"Nenek juga kasihan tengok dia pulang malam, jualan dari jam 12 (siang), pulangnya jam setengah 10 malam. Kadang enggak tentu," ungkap Sa'adah.
Terkadang, Riski terkena musibah saat berjualan. Dia pernah dirampas bahkan dibohongi oleh pembeli.
Meski begitu, Riski tetap bersyukur atas apapun yang telah diberikan Yang Maha Kuasa.
"Di rumah dia bilang, 'Sudahlah, Nek. Alhamdulillah aja orang mau nipu aku'. 'Mudah-mudahan ada rezeki lain', saya bilang," tuturnya.
Kerasnya hidup Riski lantas menggugah perasaan Presiden Joko Widodo. Ia memerintahkan aparat dan jajarannya untuk memberikan Bantuan Presiden serta mendaftarkan keluarga tersebut pada beberapa program bantuan sosial (bansos).
Dandim 0418/Palembang, Kolonel Czl Arief Hidayat yang hadir dalam serah terima bantuan menyebut, bantuan lain yang diberikan berupa Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Kemudian, ragam bansos lainnya yang digulirkan pemerintah untuk warga miskin.
"Untuk yang lain-lain termasuk data kependudukan, termasuk bantuan KIS, KIP, itu semua sudah jadi berkat Gubernur dan Bapak Wali Kota (Palembang) juga. Dan itu semua sudah berjalan, termasuk bansos sudah berjalan untuk keluarga," ujar Kolonel Czl Arief Hidayat.
Menerima bantuan tersebut, Riski mengucapkan terima kasih kepada Presiden karena sudah peduli dengan hidupnya dan hidup adik-adiknya.
"Saya terima kasih saja dengan bapak Presiden. Terima kasih sudah membantu kami, sudah peduli dengan adik-adik Riski," katanya sambil tersenyum.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.