Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Jelaskan Angin Kencang di Rancaekek Masuk Kategori Puting Beliung, Bukan Tornado

Kompas.com - 22/02/2024, 17:27 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Fenomena cuaca ekstrem berupa angin kencang yang melingkar terjadi di Rancaekek, Bandung, Rabu (21/2/2024) sore.

Angin tersebut merusak bangunan di sekitarnya.

Di media sosial, banyak pihak mempertanyakan apakah angin kencang tersebut sebagai tornado atau puting beliung.

Menurut penjelasan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, puting beliung secara visual merupakan fenomena angin kencang yang bentuknya berputar menyerupai belalai.

Biasanya, angin ini dapat menimbulkan kerusakan di sekitar lokasi kejadian.

Baca juga: BERITA FOTO: Kondisi Rancaekek Usai Diterjang Puting Beliung

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menyebut, puting beliung terbentuk dari sistem Awan Cumulonimbus (CB) yang memiliki karakteristik menimbulkan terjadinya cuaca ekstrem.

Namun, tidak semua awan CB menghasilkan fenomena puting beliung. Hal ini, kata dia, tergantung kondisi labilitas atmosfer.

"Kejadian angin puting beliung dapat terjadi dalam periode waktu yang singkat dengan durasi kejadian umumnya kurang dari 10 menit. Kemungkinan terjadinya dapat diidentifikasi secara general, sebab puting beliung umumnya dapat lebih sering terjadi pada periode peralihan musim," kata Guswanto dalam siaran pers, Kamis (22/2/2024).

Baca juga: Cerita Iding Saat Puting Beliung Penghancur Berada Tepat di Atas Kepalanya

Guswanto mengatakan, secara esensial, fenomena puting beliung dan tornado memang memiliki beberapa kemiripan visual, yaitu pusaran angin yang kuat, berbahaya, dan berpotensi merusak.

Namun, istilah tornado biasa digunakan di Amerika Serikat (AS).

Istilah ini juga digunakan ketika intensitas meningkat lebih dahsyat dengan kecepatan angin hingga ratusan kilometer per jam. Pun dengan dimensi yang sangat besar hingga puluhan kilometer yang dapat menimbulkan kerusakan yang luar biasa.

"Sementara itu, di Indonesia fenomena yang mirip diberikan istilah puting beliung dengan karakteristik kecepatan angin dan dampak yang relatif tidak sekuat tornado besar yang terjadi di wilayah Amerika," bebernya.

Baca juga: Benarkah Pusaran Angin di Rancaekek dan Jatinangor Tornado?

Oleh karena itu, ia meminta pihak terkait menggunakan istilah puting beliung dalam fenomena angin kencang di Rancaekek. Selain perbedaan intensitas, BMKG tidak ingin penggunaan istilah lain justru membuat kehebohan di masyarakat.

"Kami mengimbau siapa pun yang berkepentingan, untuk tidak menggunakan istilah yang dapat menimbulkan kehebohan di masyarakat. Cukuplah dengan menggunakan istilah yang sudah familiar di masyarakat Indonesia, sehingga masyarakat dapat memahaminya dengan lebih mudah," imbaunya.

Adapun berdasarkan catatan BMKG, fenomena puting beliung terjadi beberapa kali di wilayah Bandung.

Pada 5 Juni 2023 misalnya, puting beliung terjadi di Desa Bojongmalaka, Desa Rancamanyar, dan Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah, Bandung.

Fenomena tersebut menimbulkan kerusakan pada bangunan rumah warga. Sebanyak 110 rumah rusak di Bojongmalaka, 20 rumah rusak di Kelurahan Andir, dan 11 rumah rusak di Rancamayar.

Kemudian, puting beliung juga terjadi di tahun 2023 di wilayah Bandung.

"Pada bulan Oktober di Banjaran, bulan Desember di Ciparay, serta menimbulkan beberapa kerusakan seperti bangunan rusak dan pohon tumbang. Bahkan di tahun 2024 tepatnya tanggal 18 Februari 2024, puting beliung juga terjadi di Parongpong, Bandung Barat," jelas Guswanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 12 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com