Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Kuasai Jateng hingga Papua, "Efek Jokowi" Berpengaruh Besar

Kompas.com - 17/02/2024, 06:00 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro menilai, sosok Presiden Joko Widodo berkontribusi besar terhadap perolehan suara pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Figur Gibran yang merupakan putra sulung Jokowi, sehingga mudah diasosiasikan dengan Kepala Negara.

“Menurut saya, kontribusi terbesar dari melesatnya angka Prabowo-Gibran berdasarkan hasil quick count sementara ini adalah dari efek Joko Widodo,” kata Bawono kepada Kompas.com, Jumat (16/2/2024).

Bawono menyebut, perolehan suara Prabowo-Gibran pada Pemilu Presiden 2024 cukup mengejutkan. Sebab, angkanya melebihi survei berbagai lembaga.

Dalam sejumlah survei yang digelar sebelum pemungutan suara pemilu, elektabilitas Prabowo-Gibran berada di kisaran 50-52 persen.

Baca juga: Gerindra Ke-3 padahal Prabowo Unggul di Quick Count, Sekjen: Ada yang Beda di Lapangan

Namun, menurut hasil hitung cepat, pasangan Menteri Pertahanan dan Wali Kota Solo itu mendulang sekitar 58 persen suara.

“Yang mengejutkan bukan kemenangan pasangan Prabowo-Gibran, tapi perolehan suara dari pasangan Prabowo-Gibran menurut hasil quick count sementara,” ujar Bawono.

Ditelaah lebih jauh, pada pilpres kali ini Prabowo berhasil menguasai wilayah-wilayah yang pada Pilpres 2014 dan Pilpres 2019 lalu didominasi oleh Jokowi. Misalnya, Maluku, Papua, Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, termasuk “kandang banteng”, Jawa Tengah.

Ini membuktikan bahwa keberadaan Gibran dan narasi keberlanjutan pemerintahan Jokowi yang dibawa Prabowo-Gibran mampu mendatangkan suara besar ke pasangan nomor urut 2 tersebut.

“Tidak bisa dimungkiri, ini salah satu kontributor terbesarnya adalah Jokowi,” kata Bawono.

Meski perolehan suara Prabowo di pilpres besar, pada saat bersamaan, Gerindra tak lebih unggul dari PDI Perjuangan dan Partai Golkar di pemilu legislatif (pileg).

Menurut Bawono, ini karena para calon legislatif (caleg) Gerindra tak maksimal dalam kampanye pileg. Para caleg Gerindra dinilai terlena akan elektabilitas Prabowo yang menurut berbagai lembaga survei terbilang besar.

“Caleg-caleg dari Gerindra merasa di atas angin dengan elektabilitas dari Prabowo berdasarkan survei selama beberapa bulan ini, sehingga terlena, kurang maksimal bekerja di daerah pemilihan mereka masing-masing,” kata Bawono.

Bawono menambahkan, situasi ini membuktikan bahwa kekuatan kader dan basis massa Partai Gerindra lebih banyak dikerahkan untuk memenangkan Prabowo-Gibran dalam pilpres ketimbang dalam pileg.

“Apalagi mereka memiliki target yang tinggi untuk menang dalam satu putaran saja,” tutur dia.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Surya Paloh Sedih SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Surya Paloh Sedih SYL Pakai Duit Kementan untuk Keperluan Keluarga: Saya Mampu Bayarin kalau Diminta

Nasional
Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, Kementerian KP Siap Dorong Kualitas, Jangkauan, dan Keberlanjutan Komoditas Tuna Indonesia

Nasional
Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Sebut Suaranya Pindah ke PDI-P, PAN Minta Penghitungan Suara Ulang di Dapil Ogan Komering Ilir 6

Nasional
Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Jokowi Teken UU Desa Terbaru, Kades Bisa Menjabat Hingga 16 Tahun

Nasional
Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Soal Lebih Baik Nasdem Dalam Pemerintah atau Jadi Oposisi, Ini Jawaban Surya Paloh

Nasional
Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Sentil Pihak yang Terlambat, MK: Kalau di Korea Utara, Ditembak Mati

Nasional
Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Giliran Ketua KPU Kena Tegur Hakim MK lantaran Izin Tinggalkan Sidang Sengketa Pileg

Nasional
Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Panji Gumilang Gugat Status Tersangka TPPU, Sebut Polisi Tak Penuhi 2 Alat Bukti

Nasional
Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Sidang Administrasi Selesai, PTUN Minta PDI-P Perbaiki Gugatan terhadap KPU

Nasional
Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Bamsoet Apresiasi Sikap Koalisi Perubahan Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

PDI-P Harap PTUN Tidak Biarkan Pelanggaran Hukum yang Diduga Dilakukan KPU

Nasional
KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

KPK Sebut SPDP Kasus Korupsi di PDAM Boyolali Hoaks

Nasional
Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Kompolnas Dorong Motif Bunuh Diri Brigadir RAT Tetap Diusut meski Penyelidikan Kasus Dihentikan

Nasional
Airin Hadir di Taaruf Muhaimin Bersama Calon Kepala Daerah

Airin Hadir di Taaruf Muhaimin Bersama Calon Kepala Daerah

Nasional
Sentil KPU, Hakim MK Arief Hidayat: Sudah Hadir Ya Setelah Viral Saya Marahi

Sentil KPU, Hakim MK Arief Hidayat: Sudah Hadir Ya Setelah Viral Saya Marahi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com