JAKARTA, KOMPAS.com - Petugas KPPS TPS 084 Kelurahan Pasar Minggu, Afifah Farah Azzahra (22) mengatakan, proses rekapitulasi suara merupakan pekerjaan yang paling berat dalam Pemilu 2024.
Apalagi, pemilu kali ini terdiri dari pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, DPR RI, DPD RI, serta DPRD Provinsi serta DPRD Kota/Kabupaten.
Terlebih, proses rekapitulasi suara makin memakan waktu karena aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI kerap kali bermasalah.
Baca juga: Petugas KPPS Tewas Tabrak Tiang Listrik di Tanah Abang Saat Hendak Antar Kotak Suara
“Sebenarnya, proses penghitungan suara itu tidak membutuhkan waktu yang lama. Nah, yang bikin lama itu, proses merekapnya. Ditambah, servernya down,” kata Zahra saat ditemui Kompas.com di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (15/2/2024).
Oleh karena itu, petugas KPPS harus memfoto manual satu persatu formulir C1 calon Presiden dan Wakil Presiden, DPR RI, DPD RI, serta DPRD, untuk diunggah ke Google Drive.
“Itu juga berimbas kepada para saksi yang mau enggak mau harus mendapatkan foto copy C1. Padahal, mereka bisa mendapatkan soft copy melalui aplikasi Sirekap,” ujar Zahra.
Ia berpendapat, proses ini yang menyebabkan banyak KPPS yang kelelahan, sakit, dan bahkan berujung kehilangan nyawa.
Baca juga: Kiat Kuat Jadi Ketua KPPS ala Nur, Harus Selalu “Happy”
“Nah, proses itu yang membuat KPPS banyak kelelahan, kantuk, berimbas hilangnya konsentrasi. Apalagi, sudah malam kan itu, dini hari malah,” imbuh Zahra.
Dalam kesempatan berbeda, petugas Pamsung TPS 084 Kelurahan Pasar Minggu, Adam Zidane Auffar (25) juga berpendapat, sebaiknya KPU tidak menyelenggarakan Pemilu serentak.
“Ya kan kasihan juga sama petugas-petugas yang terlibat dalam Pemilu 2024 ini. Ada yang sakit, bahkan meninggal dunia. Jangan korbankan kami demi pangkas anggaran,” pungkas Zidane.
Baca juga: Panitia KPPS Begadang Hitung Perolehan Suara, Tagihan Kopi sampai Rp 200.000
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.