Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Sufyan Abd
Dosen

Dosen Digital Public Relations Telkom University, Lulusan Doktoral Agama dan Media UIN SGD Bandung. Aktivis sosial di IPHI Jabar, Pemuda ICMI Jabar, MUI Kota Bandung, Yayasan Roda Amal & Komunitas Kibar'99 Smansa Cianjur. Penulis dan editor lebih dari 10 buku, terutama profil & knowledge management dari instansi. Selain itu, konsultan public relations spesialis pemerintahan dan PR Writing. Bisa dihubungi di sufyandigitalpr@gmail.com

Jika "Dirty Vote" Diabaikan, dengan Apa Lagi Publik Bisa "Check and Balance"?

Kompas.com - 13/02/2024, 12:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Terakhir Feri Amsari merupakan Dosen Hukum Tata Negara Universitas Andalas yang alumni magister William and Mary Law School, Virginia, serta Direktur Pusat Studi Konstitusi (PUSAKO) Fakultas Hukum Universitas Andalas.

Memang, metode "Kill The Messenger" di negara ini relatif masih halus. Masih mending dibandingkan, misalnya, Stalin yang melakukan Great Purge pada pemikir, penulis, seniman, insinyur, perwira militer, politisi, dll, yang kritis dengan korban jiwa estimasi 700.000 sampai 1,2 juta orang.

Kemudian, Mao mengasingkan kalangan intelektual untuk bekerja kasar di desa terpencil dalam Revolusi Kebudayaan dengan korban 500.000 hingga 2 juta orang.

Pun demikian, bukan berarti teknik ini dibenarkan karena tetap pada akhirnya suara rakyat adalah suara Tuhan yang layak diberikan ruang pendengaran terbaik oleh penguasa di manapun.

Aspirasi mandek

Penulis mencatat, dari 15 fragmen dalam film dokumenter yang satu ini, sejatinya kritikan dan masukan konstruktif sudah intens diberikan sebelumnya oleh para pemikir bangsa ini.

Jadi, apa yang dilakukan Bivitri, Zainal, dan Feri, hanyalah mempertegas perlunya arah bangsa ini dikoreksi oleh mereka yang berilmu.

Sebut, misalnya, fragmen kedua film terkait penunjukan 20 PJ gubernur dan 82 PJ wali kota/bupati oleh Presiden Jokowi sebagai praktik politik balas budi dan menciptakan loyalitas pada petahana.

Hal ini sudah sering kita dengar masukannya, bukan hanya dari aktivis masyarakat, tapi juga dari anggota Dewan di DPR RI yang memang bertugas mengawasi jalannya eksekutif.

Lalu, fragmen kelima, keenam, dan ketujuh. Masing-masing soal deklarasi GBK oleh 8 organisasi kepala desa (mewakili 81 juta pemilih) sebagai upaya mobilisasi massa untuk kepentingan politik tertentu.

Maraknya kasus korupsi dana desa menguatkan fakta penyelewengan anggaran untuk dukungan politik pada Pemilu.

Banyaknya tekanan dan intimidasi kepada kepala desa agar mendukung capres-cawapres tertentu menunjukkan politik ala Orde Baru masih berlangsung.

Bukankah persoalan dana desa dan kepala desa juga sudah banyak disuarakan NGO di Indonesia, bahkan sejak periode pertama Jokowi?

Fragmen film ke delapan dan kesembilan soal penyalahgunaan bantuan sosial oleh pejabat selevel menteri untuk kepentingan politik yang nyata terjadi di lapangan, dan seiring peningkatan tajam dana bansos menjelang pemilu dibanding masa pandemi mengindikasikan pengaruh politik uang dan pembelian suara.

Hal ini sudah sering jadi sasaran kritik, baik di media massa maupun media sosial. Baik oleh elite politik sampai warga biasa yang dengan mudah melihat ketidakwajaran kondisi ini.

Bahkan, fragmen film ke-sepuluh, yakni data by name by address dari Kemensos tidak dipakai dalam penyaluran bantuan yang menunjukkan indikasi kecurangan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Nasional
Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Nasional
Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Nasional
Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Nasional
Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Nasional
“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com