Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Tak Mungkin Ada Kecurangan Pemilu, Zulhas: Zaman Gini Mana Bisa

Kompas.com - 12/02/2024, 13:57 WIB
Fika Nurul Ulya,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menilai kecurangan pada masa Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 tidak mungkin terjadi.

Menurutnya, zaman saat ini sudah canggih sehingga kecurangan pun sulit dilakukan. Ia lantas bertanya-tanya bagaimana caranya curang di era yang serba modern seperti sekarang.

"Zaman gini mana bisa curang? Masak zaman gini masih bisa curang tuh gimana, emang masih ada yang rahasia? Curang itu gimana caranya sekarang itu?" ucap Zulkifli Hasan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta Pusat, Senin (12/2/2024).

Baca juga: Ditanya Soal Salam Empat Jari, Zulkifli Hasan: Insya Allah 14 Februari Satu Putaran

Pria yang menjabat sebagai Menteri Perdagangan ini menuturkan, kecurangan sulit terjadi meski pihak-pihak tertentu menginginkan cara curang untuk memenangkan pasangan calon tertentu.

Bahkan kata dia, rapat yang paling rahasia sekalipun bisa diketahui.

"Yang mau curang sekarang juga saya rasa enggak akan dapat, gimana? Iya tho? Semua terbuka. Rapat yang paling rahasia pun enggak ada rahasia. Terus kalau curang tuh gimana caranya," tutur dia.


Zulhas menuturkan, pemerintah sudah mengatur sanksi kecurangan dalam Pemilu. Memanfaatkan fasilitas negara untuk Pemilu misalnya, bisa dipidana jika terbukti melakukannya.

Termasuk lanjutnya, terkait ketidaknetralan aparat di masa Pemilu 2024.

"(Misalnya) Saya punya nih mau beli suara saja, gimana caranya? Enggak mungkin wong semua terlihat media, handphone bisa memfoto, enggak mungkin," bebernya.

Baca juga: Joget Bersama Simpatisan PAN di Surabaya, Zulkifli Hasan Minta Pendukung Coblos PAN dan Prabowo-Gibran

Lebih lanjut, ia meminta seluruh pihak tetap menjaga Pemilu berproses dengan baik. Jangan menyebarkan isu kecurangan yang membuat masyarakat semakin resah.

Ia juga meminta seluruh pihak tetap menjaga masa tenang sebelum pemungutan suara tanggal 14 Februari 2024 mendatang.

"Mari hari tenang ini kita jaga betul agar Pemilu ini berproses dengan baik, semua kandidat sudah bicara, partai-partai sudah kampanye begitu lama. Saya kira seluruh rakyat Indonesia sudah punya pilihan dan putusan ya, kita tunggu saja," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Jokowi Resmikan Sistem Pengelolaan Air di Riau Senilai Rp 902 Miliar

Jokowi Resmikan Sistem Pengelolaan Air di Riau Senilai Rp 902 Miliar

Nasional
Megawati Didampingi Ganjar dan Mahfud Kunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende

Megawati Didampingi Ganjar dan Mahfud Kunjungi Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende

Nasional
Jelang Idul Adha, Dompet Dhuafa Terjunkan Tim QC THK untuk Lakukan Pemeriksaan Kualitas dan Kelayakan Hewan Ternak

Jelang Idul Adha, Dompet Dhuafa Terjunkan Tim QC THK untuk Lakukan Pemeriksaan Kualitas dan Kelayakan Hewan Ternak

Nasional
Buronan Thailand yang Ditangkap di Bali Pakai Nama Samaran Sulaiman

Buronan Thailand yang Ditangkap di Bali Pakai Nama Samaran Sulaiman

Nasional
Pansel Bakal Cari 10 Nama Capim KPK untuk Diserahkan ke Jokowi

Pansel Bakal Cari 10 Nama Capim KPK untuk Diserahkan ke Jokowi

Nasional
Kritik Putusan MA, PDI-P: Harusnya Jadi Produk DPR, bukan Yudikatif

Kritik Putusan MA, PDI-P: Harusnya Jadi Produk DPR, bukan Yudikatif

Nasional
Projo Beri Sinyal Jokowi Pimpin Partai yang Sudah Eksis Saat Ini

Projo Beri Sinyal Jokowi Pimpin Partai yang Sudah Eksis Saat Ini

Nasional
Projo Minta PDI-P Tidak Setengah Hati Jadi Oposisi

Projo Minta PDI-P Tidak Setengah Hati Jadi Oposisi

Nasional
Tuding PDI-P Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo, Projo: Taktik Belah Bambu

Tuding PDI-P Ingin Pisahkan Jokowi dan Prabowo, Projo: Taktik Belah Bambu

Nasional
Projo Ungkap Isi Pembicaraan dengan Jokowi soal Langkah Politik Kaesang di Pilkada

Projo Ungkap Isi Pembicaraan dengan Jokowi soal Langkah Politik Kaesang di Pilkada

Nasional
Ada 'Backlog' Pemilikan Rumah, Jadi Alasan Pemerintah Wajibkan Pegawai Swasta Ikut Tapera

Ada "Backlog" Pemilikan Rumah, Jadi Alasan Pemerintah Wajibkan Pegawai Swasta Ikut Tapera

Nasional
Jaga Keanekaragaman Hayati, Pertamina Ajak Delegasi ASCOPE ke Konservasi Penyu untuk Lepas Tukik

Jaga Keanekaragaman Hayati, Pertamina Ajak Delegasi ASCOPE ke Konservasi Penyu untuk Lepas Tukik

Nasional
Projo Mengaku Belum Komunikasi dengan Kaesang Soal Pilkada

Projo Mengaku Belum Komunikasi dengan Kaesang Soal Pilkada

Nasional
Ridwan Kamil Klaim Pasti Maju Pilkada, Kepastiannya Juli

Ridwan Kamil Klaim Pasti Maju Pilkada, Kepastiannya Juli

Nasional
KPK Sita Innova Venturer Milik Anak SYL Terkait Kasus TPPU

KPK Sita Innova Venturer Milik Anak SYL Terkait Kasus TPPU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com