Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Megawati Curhat Pidatonya Kerap Dipotong-potong...

Kompas.com - 11/02/2024, 17:53 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri kembali menyinggung soal pernyataannya terkait minyak goreng dan ibu-ibu pengajian yang sempat menghebohkan publik pada 2022 dan 2023 lalu.

Menurut Megawati, pernyataan yang dilontarkannya pada 18 Maret 2022 itu sebenarnya bertujuan memberikan pesan agar para ibu cermat dalam teknis memasak dan memperhatikan gizi anak-anaknya.

Namun, menurutnya media justru memotong penjelasannya sehingga tidak tersampaikan secara utuh.

"TV itu suka potong-potong. Saya tuh bilang, saya ngajarin ibu-ibu masak endak perlu pakai minyak goreng. Gitu lho. Lho, Masak tuh banyak kok (caranya)," ujar Megawati saat memberikan pidato di acara peringatan Isra Mi'raj 2024 di Masjid At Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (11/2/2024).

Baca juga: Saat Megawati Bicara soal Minyak Goreng: Heran Ibu-ibu Antre hingga Sarankan Rebus Makanan

Setelahnya, Presiden ke-5 RI itu juga menyinggung pernyataannya mengenai ibu-ibu pengajian yang terucap pada 16 Februari 2023. Namun, kali ini Mega menggunakan istilah majelis taklim.

"Kebetulan itu ibu-ibu dari majelis taklim. Jadi semuanya berpakaian seragam. Lah, saya tuh mikir begini, logis loh, coba jangan apa-apa jangan sirik, hanya menjalankan kata-kata saya itu, oh ibu Mega tidak setuju dengan adanya majelis taklim. Bahwa (majelis taklim disebut) enggak boleh. No," jelas Mega.

"Maksud saya, saya hitung lho, satu baju seragam (majelis taklim) karena dulu saya juga ikut majelis taklim. Lah ini yang dipotong, baju saya ya (saya pikir) endak usah yang namanya seragam-seragam," lanjutnya.

Megawati kemudian menjelaskan lebih lanjut perihal seragam majelis taklim yang dia maksud.

Baca juga: Klarifikasi Megawati soal Pidato Ibu-ibu Pengajian: Bukannya Tidak Boleh Mengaji, Silakan...

Berdasarkan informasi dari tukang jahitnya, Megawati menyebut untuk membuat satu setel baju pengajian diperlukan anggaran Rp 600.000.

"Kaget saya. Satu lho. Logika yang saya pakai, jadi jangan fitnah dong, kita ini agama Islam lho, kok gampang banget hanya untuk menjelekkan. Coba pikir dengan baik, masak hanya punya baju satu. Kan paling engga harus tiga menurut saya. Ya dong," jelasnya.

"Memangnya saban hari pakai itu terus ? Kan ganti baju to Bu, betul apa enggak ? Lha iya. Nah berarti Rp 600.000 kali tiga (setel) jadi Rp 1.800.000. Saya berpikir untuk apa ? Itu sebenarnya, harusnya diberikan kepada anak anak," lanjut Megawati.

Ia kemudian menegaskan, jika uang Rp 600.000 itu akan lebih baik jika digunakan untuk membeli bahan makanan yang bergizi dan diberikan kepada anak-anak.

Baca juga: Megawati: Saya Sering Di-bully, Banyak Orang Tak Suka dengan Saya

Megawati lantas menyinggung persoalan gagal tumbuh atau sunting di Indonesia yang saat ini belum bisa tuntas.

Sehingga ia kembali menekankan sebaiknya uang yang dimiliki keluarga digunakan untuk membuat menu makanan bergizi.

"Saya suruh ibu-ibu, coba kamu bikin makanan yang bergizi pakai dokter gizi lho, saya kasih satu hari Rp 100.000 untuk 5 orang, kamu bisa bikin apa saja? Ibu-ibu sendiri, masak, masak, masak," ungkap Megawati.

Halaman:


Terkini Lainnya

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com