Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mahfud Tolak Tawaran Luhut Jadi Menko Polhukam karena Pernah Pimpin Timses Prabowo

Kompas.com - 02/02/2024, 12:51 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mahfud MD bercerita bahwa pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo yang pertama, dirinya pernah ditawari posisi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam).

Tawaran tersebut disampaikan langsung oleh Luhut Binsar Pandjaitan yang kala itu menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan.

Saat itu, Mahfud diminta untuk menggantikan Tedjo Edhy Purdijanto yang bakal diganti dari kursi Menko Polhukam.

“Yang ketemu saya Pak Luhut. Pak Luhut bilang ke saya, ‘Pak Mahfud, besok Tedjo Edhy mau diganti, nanti Menko Polhukam-nya Pak Mahfud atau Pak Fachrur Rozi, kami sudah bicarakan’,” kisah Mahfud dalam wawancara bersama Pemimpin Redaksi Kompas TV, Rosianna Silalahi, dalam program Rosi Kompas TV, Kamis (1/2/2024).

Namun, Mahfud menolak tawaran tersebut. Alasannya, karena pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2014, ia menjadi Ketua Tim Kampanye Nasional pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Baca juga: Alasan Mahfud Mundur dari Menko Polhukam: Bukan Cuma Etik, tapi Juga Elektoral

Menurut Mahfud, tidak etis jika ia menempati jabatan di pemerintahan, sementara sebelumnya ia berada di kubu lawan.

“Saya bilang ke Pak Luhut waktu itu tahun 2015, waktu di awal pemerintah, ‘Pak Luhut, saya ini timnya Pak Prabowo, enggak layak dong saya masuk ke situ’,” ujarnya.

“Tidak etis, kasihan pada yang berjuang mati-matian enggak kebagian, masa dikasih saya yang memang dulu tidak berjuang untuk itu,” lanjut Mahfud.

Mendapati penolakan itu, kata Mahfud, Luhut sempat menawarinya posisi komisaris perusahaan. Namun, lagi-lagi Mahfud menolak.

“Pak Mahfud apa sekarang penghasilannya? Masuk ke komisaris ya, saya carikan,” kata Mahfud mengenang ucapan Luhut.

“Enggak, saya bilang, saya cukup. Saya guru besar, saya mengajar di mana-mana dan saya masih punya tabungan,” lanjut Mahfud.

Kendati begitu, Mahfud tetap bersedia membantu pemerintahan Jokowi. Akhirnya, pada pertengahan tahun 2018, ia ditunjuk menjadi anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

“Saya bilang, ‘Tapi nanti saya bantu bantu dululah agar periode kedua saya bisa masuk’,” kata Mahfud.

“Periode berikutnya saya malah masuk nominasi cawapres, tapi kemudian jadi Menko Polhukam,” imbuh cawapres nomor urut 3 itu.

Mahfud mengaku belum memikirkan apakah jika memenangkan Pemilu Presiden 2024, dirinya akan menawarkan posisi menteri ke capres-cawapres pesaingnya saat ini.

Halaman:


Terkini Lainnya

Dian Andriani Ratna Dewi Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen di TNI AD

Dian Andriani Ratna Dewi Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen di TNI AD

Nasional
Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Nasional
Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Nasional
KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

Nasional
Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Nasional
Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Nasional
Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Nasional
Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Nasional
Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Nasional
Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Nasional
Jadi Saksi Karen Agustiawan, Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor

Jadi Saksi Karen Agustiawan, Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Nasional
Mengganggu Pemerintahan

Mengganggu Pemerintahan

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan kepada 2 Anak SYL, Capai Miliaran Rupiah?

Daftar Aliran Uang Kementan kepada 2 Anak SYL, Capai Miliaran Rupiah?

Nasional
Jokowi Rapat Bahas Aksesi OECD dengan Menko Airlangga dan Sri Mulyani

Jokowi Rapat Bahas Aksesi OECD dengan Menko Airlangga dan Sri Mulyani

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com