Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Virdika Rizky Utama
Peneliti PARA Syndicate

Peneliti PARA Syndicate dan Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Politik, Shanghai Jiao Tong University.

Ketika Megawati, SBY, dan JK Turun Gunung di Pemilu 2024

Kompas.com - 26/01/2024, 08:49 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Megawati, muncul kembali di kancah kampanye, tidak hanya memberi dukungan politik, tetapi juga menandakan kontinuitas sejarah dan nilai-nilai demokrasi Indonesia.

Keberadaannya di kampanye mengingatkan pada nilai-nilai perjuangan partai dan juga menguatkan konsolidasi anggota partai yang masih ragu untuk mendukung Ganjar atau Jokowi.

SBY mendukung Prabowo-Gibran dengan pendekatan diplomatis, mengakui pentingnya menggabungkan pengalaman dengan pandangan baru.

Keterlibatannya berusaha menjembatani kesenjangan antara politikus tradisional dan harapan pemilih muda yang lebih dinamis.

Hal ini menunjukkan bagaimana politik di Indonesia sering kali menyatukan mantan rival, memperumit batasan antara oposisi dan kerja sama.

Dukungan JK untuk Anies-Muhaimin adalah langkah strategis, memosisikan Anies sebagai pilihan alternatif yang kuat.

Keterlibatan JK menunjukkan usaha untuk membawa keragaman dalam lanskap politik Indonesia, memperkenalkan ide-ide baru dalam pemilihan.

Selain itu, juga dapat mengonsolidasikan jaringan pengusaha dan para kader HMI untuk mendukung Anies.

Keterlibatan tokoh senior dalam pemilu Indonesia memberi perspektif sejarah, tapi juga berisiko.

Ketergantungan yang berlebihan pada mereka bisa menghalangi pemimpin dan ide-ide baru, menghambat inovasi dan perkembangan demokrasi yang lebih terbuka dan responsif.

Pilihan pemilih akan menunjukkan seberapa matang demokrasi Indonesia. Apakah mereka lebih condong ke arah pengaruh dan warisan tokoh lama, atau mencari ide-ide baru untuk tantangan masa kini dan masa depan?

Pemilu 2024 menyoroti dinamika kompleks politik Indonesia. Interaksi antara politisi veteran seperti Megawati, SBY, dan JK, serta peran aktif Jokowi dalam mendukung karier politik putranya, Gibran, menunjukkan perpaduan antara hubungan keluarga dan strategi politik.

Ini bukan hanya tentang persaingan politik, melainkan tentang arah demokrasi Indonesia: bertahan dengan cara lama atau bergerak menuju pendekatan baru.

Keputusan pemilih akan berdampak pada masa depan demokrasi Indonesia, menentukan bagaimana kekuasaan dan pemerintahan dilihat dan diterapkan, serta sejauh mana prinsip egalitarianisme dan pemerintahan perwakilan dihormati.

Pertanyaan utama yang dihadapi demokrasi Indonesia saat ini adalah apakah kekuasaan elite politik semakin kuat, dengan dinasti-dinasti yang mengaburkan prinsip egalitarianisme demokrasi, dan membawa negara ke arah masa depan oligarkis.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

Nasional
Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

Nasional
Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Nasional
26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

Nasional
Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Nasional
Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Nasional
PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

Nasional
Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Nasional
PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

PKB Siapkan Ida Fauziyah Jadi Kandidat Cagub Jakarta, Bukan Anies

Nasional
PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

Nasional
Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Nasional
Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Nasional
Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Nasional
Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Nasional
Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com