Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo: Saya Ngerti Kenapa Dua Kali Kalah Pilpres

Kompas.com - 22/01/2024, 23:20 WIB
Rahel Narda Chaterine,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan tidak ingin menjadi Presiden Republik Indonesia melalui jalur kekerasan.

Prabowo mengungkapkan hal ini dalam pertemuan dengan Relawan Erick Thohir alumni Amerika Serikat (ETAS) for 02 di XXI Plaza Senayan, Jakarta, Senin (22/1/2024).

"Saya waktu itu benar-benar bilang saya bilang, daripada saya jadi presiden melalui jalan kekerasan, lebih baik saya enggak jadi presiden," kata Prabowo dalam paparannya.

Baca juga: Surya Paloh: Tak Ada Artinya Pemilu jika Kita Pecah

Mulanya, Prabowo menyinggung soal kerusuhan pasca-pemilihan presiden (pilpres) tahun 2019.

Setelah kerusuhan itu, ia menyebut dirinya mendapat pemahaman baru.

"Saya ngerti kenapa saya 2 kali kalah, ya mungkin waktu saya juga, terus terang saja belum sampai kepada pemahaman yang saya pegang sekarang dan pencerahan itu terjadi 2019 waktu saya kalah," ujar dia.

Ketua Umum Partai Gerindra ini pun menceritakan, ketika ia kalah Pilpres 2019, banyak pendukungnya yang tegang sehingga melakukan aksi di Jalan Thamrin, Jakarta.

Prabowo mengaku sempat mendatangi Kawasan Jalan Thamrin, kemudian bertemu dengan seorang pemuda.

Baca juga: Bergabung ke Kabinet Jokowi meski Pernah Bertarung di Pilpres, Prabowo: Kami Cinta Rakyat Indonesia

Menurut dia, pemuda itu menyatakan siap mati demi Prabowo.

"Saya datang ke situ melihat banyak korban dan sebagainya, ketegangan. Ada anak muda. Mungkin dia kena gas (air mata). Dia lihat saya dia teriak "Pak Prabowo Pak Prabowo kami siap mati untuk bapak," cerita Prabowo.

Saat mendengar penyataan itu, Prabowo mengaku kaget. Lantas, Prabowo pun langsung meminta anak muda itu pulang.


Prabowo meminta anak tersebut tidak mati demi dirinya. Ia ingin anak muda itu hidup demi orang tua dan Indonesia.

"Saya shock. Saya langsung berlutut, saya bilang, berhenti, saya tidak mau kau mati untuk saya. Kamu harus hidup untuk orang tuamu dan Indonesia," tutur dia.

"Di situ saya sadar bahwa situasi sudah tidak bagus dan di situ saya putuskan kalau nda cinta sama saya, Anda harus pulang semua. itu saya minta. Akhirnya, saya kira semuanya pulang," ujar dia.

Baca juga: Gerindra Mau Kalahkan PKS di Depok, Targetkan Prabowo-Gibran Menang 60 Persen

Tak lama setelah kerusuhan itu, Prabowo  mendapatkan tawaran rekonsiliasi dari Presiden Joko Widodo yang memenangkan Pilpres 2019.

Pesan itu diterimanya melalui para kader muda di Partai Gerindra.

"Yang bawa massage rekonsiliasi ke saya justru anak-anak muda di Gerindra. Dan saya putuskan waktu itu, baik, kita rekonsiliasi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com