Khalayak tentu tak lupa bahwa DNA Demokrat ini sejatinya adalah oposisi pada dua periode pemerintahan Jokowi. Browsing saja pernyataan para elite Demokrat, terutama di DPP, yang mayoritas tak bersahabat dengan kebijakan Jokowi.
Hanya karena "kecelakaan" politik mendekati garis finish, tergerus oleh ego tinggi AHY dan SBY, maka kapal perubahan yang digagas lama Demokrat-Nasdem, akhirnya ditinggalkan tanpa arah dan tujuan yang teguh.
Apesnya, ketika awal gabung belum ada wacana kuat terkait putusan di Mahkamah Konstitusi. Setelah resmi menjalin kerja sama, harus terima kenyataan anak presiden yang terpilih jadi Cawapres, bukan anak Presiden RI ke-6, tapi ke-7!
Implikasi hal itu tergambar di awal-awal kampanye Pilpres dan Pileg 2024 ini. Mana ada caleg Demokrat, hampir di semua lokasi, yang gagah memuat foto Prabowo-Gibran di APK (Alat Peraga Kampanye).
Dengan semua perjalanan kisah mendekati drama politik ini, maka sah-sah saja kiranya jika AHY dianggap galau dalam kampanye tersebut. Identitasnya tak tegas, samar-samar, dan kiranya cukup membingungkan terutama bagi para kader Partai Demokrat.
Sebaliknya, di kutub lain, Wapres Ma'ruf Amin yang kinerjanya relatif adem ayem dari sisi kehumasan dalam empat tahun terakhir, kian menerangkan standing position-nya hadapi Pilpres 14 Februari 2024.
Hal ini diawali dengan masuknya sang putri, Siti Nur Azizah, ke Timses Ganjar-Mahfud per 20 Desember 2023 lalu.
Kemudian, saat peringatan PDI-P ke 51 pada 10 Januari 2024, Ma'ruf memperlihatkan komunikasi publik asosiatif.
Pertama, saat beri sambutan, selepas uluk salam, dia meneriakkan yel-yel khas PDI-P. "Merdeka, merdeka, merdeka!"
Kedua, saat penyerahan tumpeng, jemarinya membentuk salam metal. Komunikasi nonverbal yang identik dengan khas PDI-P sejak era Orde Baru, dan ditambah sekarang dengan Paslon nomor tiga dari partai Banteng tersebut.
Saat sambutannya, demikian Ma'ruf memuji PDI-P, khususnya Megawati.
"Saya yakin di bawah kepemimpinan Ibu Megawati Soekarnoputri, PDI Perjuangan akan terus mencetak kader-kader pemimpin yang transformatif, yang mampu memberikan sumbangsih pemikiran dan kerja nyata demi mewujudkan kesejahteraan rakyat dan kemajuan bangsa Indonesia," ujarnya.
Sikap asosiatif, yang sekaligus tunjukkan keberpihakan hati itu, tentu-lah dipuji Megawati. Saat beri sambutan, yang pertama diapresiasi adalah Ma'ruf Amin, yang sudah bersedia hadir.
Sikap Wapres yang kian menerang ini, kiranya hal yang wajar. Tiket jadi Wakil Presiden RI saat tahun 2019 kental pengaruh PDI-P, terutama Megawati, setelah sebelumnya hampir-hampir diraih Mahfud MD yang lebih dipilih Jokowi.
Ma'ruf Amin tidak lupa sejarah, kira-kira demikian pesan yang ingin disampaikan ke khalayak.
Saat kontentasi politik sebesar Pilpres, sikap menerang layak dilakukan seorang komunikator sehingga komunikan mudah menangkap pesannya.
Sebaliknya sikap galau, seperti AHY dengan pesannya yang ambigu, jelas meragukan para kader khususnya dan publik secara keseluruhan. Siapa yang menang dari dua lakon ini pada 14 Februari 2024?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.