Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Tak Khawatir Blunder saat Isu Wadas Dibahas di Debat Keempat

Kompas.com - 14/01/2024, 21:51 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto mengaku tidak khawatir pasangan calon yang diusungnya, Ganjar Pranowo-Mahfud MD bakal blunder jika isu konflik di Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah, dibahas dalam debat ke-4 Cawapres pada 21 Januari mendatang.

Hasto menyatakan, pembahasan konflik Desa Wadas justru akan menunjukkan bahwa Ganjar mampu menyelaraskan program nasional dengan warga setempat.

Diketahui, konflik itu bergulir saat Ganjar menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.

"Tidak (khawatir), justru di situ menunjukkan kapasitas kepemimpinan Pak Ganjar di dalam menyelaraskan program nasional, juga kepentingan rakyat," kata Hasto saat ditemui di Gedung Filateli, Jakarta Pusat, Minggu (14/1/2024).

Baca juga: Ganjar: Konflik Wadas Sebaiknya Dibahas dalam Debat Capres, Itu Saya yang Selesaikan

Adapun konflik Desa Wadas bermula karena rencana pembukaan penambangan batuan andesit yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah pusat.

Dengan kata lain, program tersebut bukan program yang diinisiasi oleh Ganjar.

Namun kata Hasto, karena Ganjar menjabat sebagai pemimpin tertinggi di Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, ia berusaha menyelesaikannya.

"Kan semua diselesaikan dengan penuh dialog, dengan penuh tanggung jawab. Pak Ganjar bukan sosok pemimpin yang lari dari tanggung jawab. Maka Pak Ganjar enggak pernah menyalahkan siapa pun," tutur Hasto.

Baca juga: Ganjar Sebut Konflik Desa Wadas Sudah Beres, Tinggal Ganti Rugi 3 Orang

Ia lalu menyinggung pihak yang kerap menyalahkan orang lain.

Kendati begitu, Hasto tidak menyebut secara jelas siapa sosok yang dimaksud.

"Kalau ada debat menyalahkan orang lain, apalagi kalau nanti kebijakan-kebijakan pemerintahan yang mengandung risiko, pasti nanti cenderung menyalahkan orang lain. Kalau Pak Ganjar bertanggung jawab," jelas Hasto.

Sebelumnya, di kesempatan yang sama, Ganjar menyatakan tidak khawatir bila konflik Desa Wadas dibahas dalam debat keempat.

Diketahui, tema besar yang diangkat pada debat keempat, yakni energi, sumber daya alam (SDA), pangan, pajak karbon, lingkungan hidup, agraria, dan masyarakat adat.

Baca juga: Cerita Sumarno Namanya Dicatut Jadi Koordinator Deklarasi Pejuang Wadas Prabowo-Gibran

Menurut Ganjar, menyelesaikan konflik di daerah yang dipimpinnya adalah sebuah kewajiban.

Dia bercerita, saat menyelesaikan konflik, pihaknya melakukan kerja sama tim untuk mengurus seluruh administrasi maupun pembayaran ganti rugi tersebut.

"Sebaiknya dibahas. Wadas yang itu saya selesaikan, dan itu Proyek Strategis Nasional (PSN) karena kami dilatih bertanggung jawab, ya. Dan selesai, Insya Allah selesai," tutur Ganjar.

Sebagai informasi, konflik Wadas adalah konflik yang terjadi antara pihak warga Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah dengan pihak aparat kepolisian Indonesia yang sudah terjadi sejak 2019 sampai saat ini.

Terjadinya konflik ini dilatarbelakangi penolakan Desa Wadas atas rencana pembukaan penambangan batuan andesit di Desa Wadas. Sebab, penambangan itu akan merusak 28 titik sumber mata air warga desa.

Pada 2022, bentrok terjadi antara aparat polisi dengan warga Wadas. Konon, disebutkan bahwa ada sekitar 60 warga Wadas yang ditangkap pada saat itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com