Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Jokowi Lupa Angka 3, Hasto: Yang Penting PDI-P Solid dengan Rakyat

Kompas.com - 10/01/2024, 21:58 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto berkelakar bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) lupa soal angka tiga yang kerap disimbolkan dengan nomor urut PDI-P.

Hal ini dikemukakan Hasto di sela-sela berbincang dengan seorang anak perempuan di permukiman padat penduduk di daerah Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (10/1/2024).

Awalnya, Hasto bertepuk tangan karena anak kecil itu hafal lagu "Garuda Pancasila".

"Baik, tepuk tangan yang meriah, 'Garuda Pancasila'. Pancasila. Kalau Pak Jokowi kan tahu sila pertama, sila kedua, tetapi lupa angka tiganya," kata Hasto diakhiri dengan tawa.

Baca juga: Jokowi Belum Ucapkan Selamat Ultah ke PDI-P, Hasto: Yang Terpenting Komitmen pada Rakyat, bukan Keluarga

Adapun kehadiran Hasto di sana dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-51 PDI-P. Salah satu rangkaian acaranya memang dirayakan di tengah masyarakat.

Lebih lanjut, Hasto mengingatkan kembali kelima sila Pancasila.

Setelahnya, ia mengajak seluruh warga yang hadir memberikan tepuk tangan pada anak perempuan itu dan berjanji memberikan hadiah.

Usai acara, Hasto pun ditanya maksud dari pernyataannya soal Presiden Jokowi lupa terhadap angka tiga.

Namun, dia malah menunjukkan gestur jari yang melambangkan angka satu, dua, dan tiga.

"Begini ada (gestur satu jari), gini ada (gestur dua jari) gininya enggak ada (gestur tiga jari) hahaha," ujar Hasto.

Baca juga: Jokowi Absen di HUT PDI-P, Ganjar Bicara soal Netralitas Pemilu

Hasto hanya menyampaikan bahwa yang terpenting adalah seluruh kader PDI-P solid dengan rakyat.

"Ya yang penting bagi kami soliditas itu dengan rakyat," kata Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud tersebut.

Merujuk gestur jari tersebut, catatan Kompas.com, Presiden Jokowi pernah menunjukkan gestur dua jari saat memberikan pertanyaan kepada salah satu peserta perayaan Natal Nasional di Surabaya.

Jokowi saat itu meminta salah satu peserta untuk menyebutkan teks Pancasila. Saat penyebutan sila ke satu sampai lima, hanya pada sila ke tiga Jokowi tidak menunjukkan gestur tiga jari.

Baca juga: Komentar Jokowi soal Debat Capres Dinilai Berpihak ke Prabowo, Faldo Maldini: Ngomong ke Ketiganya Kok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Yakin Presidential Club Sudah Didengar Megawati, Gerindra: PDI-P Tidak Keberatan

Nasional
Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Taruna STIP Meninggal Dianiaya Senior, Menhub: Kami Sudah Lakukan Upaya Penegakan Hukum

Nasional
Gejala Korupsisme Masyarakat

Gejala Korupsisme Masyarakat

Nasional
KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

KPU Tak Bawa Bukti Noken pada Sidang Sengketa Pileg, MK: Masak Tidak Bisa?

Nasional
PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

PDI-P Mundur Jadi Pihak Terkait Perkara Pileg yang Diajukan PPP di Sumatera Barat

Nasional
Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Distribusikan Bantuan Korban Longsor di Luwu Sulsel, TNI AU Kerahkan Helikopter Caracal dan Kopasgat

Nasional
Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com