BREBES, KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengingatkan para pendukungnya untuk mematuhi peraturan lalu lintas saat hendak berkampanye.
Ganjar mengatakan, pendukungnya harus tertib agar tidak mengganggu lalu lintas dan tidak ada yang dirugikan dengan kegiatan kampanye.
"Nanti, kalau sudah mulai kampanye terbuka, tolong tertib lalu lintas sehingga kita tak akan menggangu lalu lintas dan semuanya bisa akan senang," kata Ganjar seusai bertemu nelayan di Desa Kaliwlingi, Brebes, Rabu (10/1/2024) sore.
Selain itu, Ganjar juga berpesan kepada pendukungnya untuk menjaga kerukunan. Salah satunya dengan tidak menyebarkan pesan negatif di media sosial (medsos).
"Karena menjelang pemilu, maka saya harapkan kerukunannya antarwarga dijaga, nggih. Yang suka bermedsos-medsosan tolong kalimatnya yang baik ya," ujarnya.
Baca juga: Anies Ucapkan Selamat Ultah untuk PDI-P, Ganjar: Mudah-mudahan Ini Bagian dari Persahabatan
Dalam kesempatan itu, Ganjar sempat berdialog dengan nelayan untuk mendengarkan keluhan mereka, antara lain soal mahalnya bahan bakar minyak hingga penyediaan sarana dan prasarana.
Mantan Gubernur Jawa Tengah ini juga mengungkap rencananya memutihkan kredit para nelayan jika terpilih sebagai presiden kelak.
"Inilah cara-cara kita agar nelayan kita kelak kemudian akan jauh lebih baik, infrastrukturnya akan lebih baik, teknologinya lebih baik sehingga hasilnya jauh lebih baik," kata Ganjar.
Adapun masalah ketertiban lalu lintas pada masa kampanye menjadi soal setelah peristiwa pengeroyokan relawan Ganjar oleh sejumlah anggota TNI di Boyolali pada 30 Desember 2023 lalu.
Baca juga: Ganjar Suarakan Perubahan, Sekjen PDI-P Jelaskan Maknanya
Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Maruli Simanjuntak mengatakan, penganiayaan tersebut adalah bentuk aksi dan reaksi karena para korban sudah berulang kali diingatkan prajurit TNI agar tidak berkendara dengan knalpot bising.
"Ada aksi, ada reaksi ya, jadi kan disebutkan mengarahnya kayaknya ada rencana pencegatan, masukin ke dalam asrama, ini kan cara berpikirnya, mana sempat-sempat orang ngeliat dengar suara bising tiba-tiba lari dicegat," kata Maruli dalam program Rosi Kompas TV, Kamis (4/1/2024).
"Normal saja berpikirnya, ini sudah delapan kali dia (anggota TNI mengingatkan) makanya dia langsung mencegat yang berikutnya, terjadi reaksi seperti itu," ujarnya lagi.
Eks pangkostrad ini pun menilai wajar apabila anak-anak buahnya itu tersulut emosi karena merasa terus-terusan diganggu.
Menurut Maruli, emosi itu juga yang membuat para anggota TNI itu akhirnya main hakim sendiri, bukannya membawa para relawan yang mengganggu ketertiban itu untuk diproses hukum.
"Kalau jalanan itu kan nantang namanya. Coba dia berani enggak ke kampung saya lewat begitu? 10 motor datang ke kampung saya lewat begitu, grang gung grang gung, ya mungkin dibakar motornya, itu kan sudah terjadi di mana-mana," kata Maruli.
Baca juga: Ganjar Sampaikan Pesan Rakyat soal Perubahan Nasib dalam HUT PDI-P
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.