JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri mengkritik aparat TNI dan Polri terkait penganiayaan terhadap sejumlah relawan capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Boyolali pada akhir Desember 2023 lalu.
Menurut Megawati, aparat keamanan seharusnya bisa memahami perilaku masyarakat dan tidak main hakim sendiri ketika menghadapi perselisihan.
"Yang salah tuh siapa sih ketika Kasus Boyolali? Saya mikir sebenarnya apa yang ada dalam hati dan pikiran," kata Megawati dalam pidato politik peringatan HUT ke-51 PDI Perjuangan di Jakarta, Rabu (10/1/2024).
Megawati menyatakan, remaja dan pemuda saat ini memang seang gandrung dengan penggunaan knalpot bising di kendaraan bermotor. Akan tetapi, menurut dia aksi penganiayaan bukan solusi atas persoalan itu.
"Kayak enggak tahu aja anak muda sekarang, senang banget pakai breng-breng itu lho. Knalpotnya dicopot. Kan itu sebenarnya menunjukkan namanya anak muda mau sok jagoan, tapi saya bilang kok enak men yo. Sampai bonyok itu yang saya lihat dipukuli," ujar Megawati.
"Terus saya sampai mikir gini. Yang melakukan itu orang tuanya sopo? Kepada rakyat kayak gitu? Orang tuanya itu di mana sih? Apa bukan rakyat? Rakyat lah," sambung Megawati.
Insiden penganiayaan itu terjadi ketika sejumlah relawan pendukung Ganjar-Mahfud di Boyolali melintas di asrama Yonif 408/Suhbrastha TNI AD.
Akibatnya 2 orang relawan mengalami luka-luka. Sejumlah anggota TNI yang melakukan penganiayaan kemudian diperiksa oleh Polisi Militer TNI Angkatan Darat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.