JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap penyebab terjadinya gempa di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Minggu (31/12/2023) lalu.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa gempa dipicu oleh sesar aktif yang belum terpetakan. Sesar itu melewati Kota Sumedang.
“Memperhatikan sebaran gempa bumi susulan, tatanan tektonik, dan analisis mekanisme sumbernya, gempa bumi tersebut disebabkan oleh sesar aktif yang melewati Kota Sumedang yang semula belum terpetakan. Untuk selanjutnya sesuai dengan analisis data seismisitas BMKG disebut ‘Sesar Sumedang’,” kata Dwikorita dalam konferensi pers secara daring, Senin (8/1/2024).
Baca juga: Kapan Puncak Musim Hujan 2024? Ini Prakiraan BMKG
BMKG juga melakukan kajian di lapangan setelah gempa untuk mengidentifikasi sebaran dan arah sesar tersebut.
“Bagaimana implikasi lanjut dengan diidentifikasikan sebaran arah atau posisi sesar tersebut terhadap guncangan di tanah sekitarnya,” ujar Dwikorita.
Data-data yang dihimpun BMKG kemudian disampaikan ke Bupati Sumedang dan Pj Gubernur Jawa Barat.
Data ini akan digunakan untuk membangun kembali atau merencanakan kembali pembangunan di wilayah Sumedang sehingga lebih aman dari gempa.
BMKG juga memonitor dampak kerusakan akibat gempa secara visual atau makroseismik.
“Guncangan gempa tersebut mencapai skala intensitas V-VI skala MMI (modified mercalli intensity) yang berarti merupakan guncangan kuat dan menimbulkan kerusakan,” ucap Dwikorita.
Baca juga: Pengungsi Gempa Sumedang Dapat Bantuan 2,7 Ton Ikan Segar dari KKP
Berdasarkan sumber data resmi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, dampak gempa ini mengakibatkan 10 orang luka-luka dan 138 rumah rusak.
Itu tersebar di Kabupaten Sumedang (Kecamatan Sumedang Utara, Kecamatan Sumedang Selatan, Kecamatan Tanjungmedar, Kecamatan Tanjungkerta, Kecamatan Jatinangor, Kecamatan Pamulihan, Kecamatan Rancakalong, Kecamatan Surian) dan Kabupaten Bandung (Kecamatan Arjasari, Kecamatan Cicalengka).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.