"Kita masih mencoba negosisasi dengan Uni Eropa untuk Indonesia terkait perundingan IEU CEPA. Sementara, perundingan lain juga sudah dilakukan dengan beberapa negara Afrika," papar Retno.
Baca juga: Pakar Harap Para Capres Lakukan Pemaknaan Ulang Diplomasi Bebas Aktif
Adapun terkait negara-negara di benua Afrika, Retno menjelaskan bahwa Presiden Jokowi memerintahkan agar Indonesia memperluas potensi pasar luar negeri yang lain, seperti di benua Afrika.
Perluasan pasar ke negara-negara Afrika itu mengusung semangat yang diwariskan oleh Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 yang dikenal dengan Bandung Spirit.
"Kita betul-betul ingin memberikan makna dari Bandung Spirit yang mengobarkan semangat antar selatan-selatan. Oleh karena itu, tahun Presiden Jokowi mengunjungi beberapa negara Afrika dalam konteks memperkuat kerja sama selatan-selatan, termasuk kerja sama ekonomi," ujar Retno.
Sejumlah gebrakan diplomasi ekonomi Kemenlu itu sekaligus menjawab tudingan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD yang menyebut kondisi saat ini berbeda dengan kapasitas diplomat Indonesia di zaman dulu yang sangat baik menjalankan tugasnya.
Baca juga: Minyak Kelapa Sawit Makin Dibutuhkan pada 2050
Implikasi dari kondisi tersebut, Mahfud mengatakan para diplomat Indonesia tak mengerti dasar-dasar diplomasi dengan baik.
"Kalau ada beberapa pihak yang mengatakan diplomasi ekonomi Indonesia tidak ada, saya kira data-data tersebut berbicara," kata Retno.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.