Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo: Banyak yang Tuduh Saya Kudeta, Mungkin Muka Saya Muka Kudeta

Kompas.com - 04/01/2024, 15:06 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto mengaku percaya eksistensi demokrasi di Indonesia. 

Itu disampaikan Prabowo saat mendatangi kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Jakarta Pusat, Kamis (4/1/2023) untuk berdiskusi.

Prabowo diundang sebagai capres menjelang hari pers nasional.  

Prabowo mengaku kerap dituding ingin melakukan kudeta, bahkan ketika masih aktif sebagai tentara sekali pun.

Namun, Prabowo menegaskan kepercayaannya terhadap demokrasi.

Baca juga: Ponpes Buntet Ubah Dukungan dari Ganjar ke Prabowo, Apa Alasannya?

"Saya orang yang percaya dengan demokrasi. Saya kira saya sudah buktikan komitmen saya dengan demokrasi, ya kan? Saya dulu tentara, dulu banyak menuduh saya ini, itu, mau kudeta, ya kan. Tapi saya tidak kudeta. Berkali-kali. Enggak tahu, mungkin muka saya muka kudeta kali. Tapi tidak, saya percaya demokrasi," ujar Prabowo di kantor PWI Pusat, Kamis (4/1/2024).

Prabowo lantas membeberkan bukti-bukti dirinya mengikuti proses demokrasi selama ini.

Menurut Prabowo, ia pernah mengikuti konvensi capres Partai Golkar, meski tidak terpilih.

Lalu, Prabowo akhirnya mengikuti Pemilu 2009 setelah membentuk partainya sendiri, yakni Partai Gerindra.

"2009 sebagai calon wakil presiden Ibu Mega. Habis itu sebagai capres. Capres lagi, 2 kali kalah. Habis itu keempat kali, saya percaya dengan proses demokratis. Elemen dari demokrasi pertama adalah pemilihan umum. Rakyat harus bisa memilih pemimpin," tuturnya.


Lalu, Prabowo menyinggung soal kebebasan pers.

Prabowo menyebutkan, kebebasan pers sebagai check and balances, yakni untuk mengendalikan penguasa.

"Dan dengan kebebasan, dengan pers yang dinamis, dan pers kalau perlu keras, kadang sakit hati kita baca. Tapi itu juga mengendalikan kita, itu memberi tahu kita something wrong. Ada masalah di negara kita," jelas Prabowo.

"Sering dikatakan suatu negara yang persnya kuat, tidak ada kelaparan. Itu salah satu. Karena begitu ada kelaparan tek, tek, tek, tek semua tahu," sambungnya.

Baca juga: Prabowo Kunjungi PWI, Gibran Berdinas di Solo

Sementara itu, Prabowo menyebut dirinya tidak mungkin bisa menjadi capres tanpa kehadiran pers yang bebas.

Dia juga mengatakan Gerindra bisa berkembang karena kebebasan pers.

"Menurut saya pers adalah faktor demokrasi tersebut. Dan itu situasinya begitu. Maaf ya sekarang saya juga. Saya jelek-jelek gini kita punya koran juga. Walaupun oplahnya enggak banyak, kadang-kadang saking enggak banyaknya kita bagi-bagi saja. Ada majalah, sekarang ada televisi," imbuh Prabowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com