"Memiliki kemandirian dengan segala anugerah sumber daya manusia dan alam yang melimpah, serta memiliki jati diri dan kepribadian yang kuat di tengah peradaban global," kata pendeta Gomar.
Baca juga: Deklarasi Ganjar-Mahfud, Yenny Wahid: Yang Berpolitik Praktis Barisan Kader Gus Dur, Gusdurian Tidak
Sementara itu, istri almarhum Gus Dur, Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid yang menyampaikan pembuka dan penutup amanat mengatakan, kekuasaan politik adalah sarana manifestasi kemaslahatan dalam wujud kesejahteraan dan tegaknya harkatmartabat umat manusia.
Oleh karenanya, kekuasaan perlu diawasi dan dibatasi agar tidak terjebak dalam otoritarianisme yang justru dapat menghancurkan tujuan baik dari kekuasaan itu sendiri.
"Demokrasi adalah ikhtiar untuk menjaga agar kekuasaan dapat terkendali dan terkelola dengan baik," kata Sinta Nuriyah.
"Amanat ini dibuat dengan penuh kesadaran dan pengharapan agar Pemilu 2024 dapat menjadi sarana kemaslahatan bangsa dan bukan sekadar lomba berebut kekuasaan semata yang pada akhirnya hanya akan membawa kehancuran bagi bangsa kita," ujarnya lagi.
Adapun selesai setelah pembacaan lima poin amanat, Sinta Nuriyah menyampaikan piagam "Amanat Ciganjur" kepada anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI Lolly Suhenty.
Baca juga: Haul Ke-14 Gus Dur Digelar Malam Ini, Usung Tema Budaya Etika Demokrasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.