Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kubu Anies-Muhaimin Janji Tak Akan seperti Pemerintahan Jokowi

Kompas.com - 14/12/2023, 18:57 WIB
Tatang Guritno,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pakar Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies-Muhaimin (Amin), Hamdan Zoelva mengatakan, langkah politik Anies-Muhaimin akan berbeda dengan pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Ia mengungkapkan, jika memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, Anies dan Muhaimin akan membebaskan partai politik (parpol) pengusung untuk memberikan kritik.

“Kita pastikan akan dibuka, jadi partai-partai pendukung pun tidak seperti sekarang ini,” ujar Hamdan di Sekretariat Koalisi Perubahan, Brawijaya, Jakarta Selatan, Kamis (14/12/2023).

“Karena, kritik itu adalah bagian dari dinamika kehidupan negara. Tanpa ada kritik, pemerintah menganggap dia selalu benar,” kata dia.

Baca juga: Anies-Muhaimin Teken Kontrak Pakta Integritas dengan Ijtima Ulama

Menurut dia, saat ini parpol pengusung Jokowi cenderung memilih bungkam untuk mengkritik pemerintah.

Padahal, kritik itu merupakan indikator bahwa sistem demokrasi berjalan dengan baik.

“Mungkin ada suara-suara riuh yang mengatakan (kebijakan pemerintah) itu salah. Tapi, mereka tidak berani, termasuk dari suara-suara yang ada di parlemen, di DPR,” tutur dia.

Ia menekankan, jika terpilih memimpin Indonesia, Anies dan Muhaimin bakal mewujudkan demokrasi yang sehat.

“Kita yakinkan, itu sikap sendiri dari Pak Anies bahwa saatnya demokrasi kita kembalikan pada relnya,” kata dia.

Sebelumnya, Anies menyatakan penurunan indeks demokrasi di Tanah Air salah satunya karena tak adanya kelompok oposisi yang kuat.

Baca juga: Anies-Muhaimin Tandatangani Pakta Integritas Ijtima Ulama

Dalam debat perdana capres di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Selasa (12/12/2023), Anies mengkritik sikap capres nomor urut 2 Prabowo Subianto yang masuk dalam pemerintahan.

Baginya, Prabowo tak kuat menjadi oposisi. Padahal, suara oposisi dibutuhkan untuk kesehatan demokrasi di Tanah Air.


Adapun saat ini, pemerintahan Jokowi diisi oleh 7 parpol koalisi dan hanya 2 oposisi.

Tujuh parpol koalisi adalah PDI-P, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Nasdem.

Sementara itu, dua oposisi yakni Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 11 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Demokrat Anggap Rencana Prabowo Tambah Kementerian Sah Saja, asal...

Nasional
Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Indonesia Digital Test House Diresmikan, Jokowi: Super Modern dan Sangat Bagus

Nasional
Menko Polhukam Harap Perpres 'Publisher Rights' Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Menko Polhukam Harap Perpres "Publisher Rights" Bisa Wujudkan Jurnalisme Berkualitas

Nasional
Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Saksi Sebut Kementan Beri Rp 5 Miliar ke Auditor BPK untuk Status WTP

Nasional
Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Kasus Dugaan Asusila Ketua KPU Jadi Prioritas DKPP, Sidang Digelar Bulan Ini

Nasional
Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Gubernur Maluku Utara Nonaktif Diduga Cuci Uang Sampai Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Cycling de Jabar Segera Digelar di Rute Anyar 213 Km, Total Hadiah Capai Rp 240 Juta

Nasional
Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com