Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahas Etika, Sudirman Said Bakal Bagikan Buku Karyanya ke Tiga Pasangan Capres-Cawapres

Kompas.com - 30/11/2023, 21:20 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said meluncurkan buku antologi keduanya yang berjudul “Bergerak dengan Kewajaran” di Teater Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (30/11/2023).

Sudirman berencana buku barunya ini juga bakal dikirim kepada tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang maju dalam kontestasi Pilpres 2024.

Ia mengaku mengenal dekat dengan masing-masing pasangan calon. Meskipun tidak begitu mengenal Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, ia kenal dekat dengan Presiden Joko Widodo yang merupakan ayah Gibran.

"Enam orang hampir semuanya kenal ya, bisa jadi (akan dikirimkan). Tapi yang saya tidak kenal dekat Mas Gibran. Pak Prabowo pernah saya bantu, Ganjar tentu saja pernah berkontestasi bersama," kata Sudirman, Kamis.

Baca juga: Data Pemilih Diduga Bocor, Sudirman Said Minta KPU Lebih Hati-hati

"Mahfud (MD) kita sangat dekat, Pak Anies dan Pak Muhaimin apalagi, nanti kita kirimin. (Tapi ayahnya Gibran saya dekat), boleh nanti kita kirimin," sambung Sudirman.

Adapun buku setebal 409 halaman ini merupakan kumpulan tulisan yang merefleksikan keprihatinan Sudirman Said atas kondisi bangsa sepanjang tahun 2016 - 2022.

Dalam bukunya, ia menyoroti rasa malu, yang merupakan benteng etik dan diajarkan di hampir seluruh budaya bangsa, mulai ditinggalkan perlahan.

"Orang berpikir legalistik seolah-olah aturannya boleh, aturannya tidak melarang, maka dikerjakan," tutur Sudirman.

"Dalam kenyataannya betapa banyak aturan-aturan, bahkan konstitusi pun diubah untuk kepentingan diri dan keluarga," imbuh dia.

Baca juga: Pose Anies-Muhaimin Paling Beda di Surat Suara, Sudirman Said: Kebetulan, Siapa Tahu Jalan Kemenangan

Fenomena tersebut, kata dia, menjadi pesan kepada publik bahwa standar kepatutan diperlukan untuk menjaga bangsa ini makin maju, makmur, dan adil.

Meski tidak ada standar kepatutan yang ditetapkan, seseorang bisa menggunakan hati nuraninya untuk menetapkan standar tersebut.

Dia bilang, akan terjadi pemberontakan di dalam hati dari setiap ketidakpatutan, terlepas rasa tersebut dihiraukan atau tidak dihiraukan.

"Kan sebetulnya setiap orang punya nurani. Ya memang yang ingin disentuh adalah bahasa hati, lah, apakah satu tindakan itu dianggap patut atau tidak, itu ukurannya gampang saja. Dicek kiri kanan, apakah jadi kontroversi, apakah mendapat penolakan dari sebagian besar warga," beber Sudirman.

Lebih lanjut Sudirman menyampaikan, bukunya juga menyoroti perilaku gaya hidup mewah pejabat ASN dan keluarganya, atau adegan pejabat tinggi yang menjalankan bisnis sambil mengurusi tugas negara.

Baca juga: Sudirman Said: Anies-Muhamin Tak Ada Persiapan Khusus Hadapi Debat Capres-Cawapres

Termasuk, praktik-praktik tidak terpuji yang dilakukan oleh para penegak hukum. Berbagai perilaku yang di luar asas kepatutan dan kewajaran yang dilakukan oleh para pemegang amanah ternyata juga dilakukan oleh orang-orang biasa di lingkungan sekitar.

Namun, pria yang juga menjabat sebagai Co-Captain Tim Nasional Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar ini menampik peluncuran buku sengaja dilakukan saat tahun politik.

"Enggak. Ini baru sempat saja. Sebenarnya sudah cukup lama dikumpulkan oleh rekan saya Mas Agus Mukomat, jadi karena itu perlu dipersiapkan dengan baik, disampaikan pengantar epilog segala macam. Kebetulan baru sempat, karena kepenginnya tahun ini," sebut Sudirman.

Sebagai informasi, buku yang dirangkum oleh Agus Mokamat ini terbagi dalam enam bab dengan topik yang berbeda, yaitu tujuan hidup berbangsa dan bernegara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Nasional
Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Nasional
Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Nasional
Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Nasional
Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Nasional
Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com