Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati: Pilih Pemimpin yang "Track Record" Politiknya Baik, Bukan Hanya Teori

Kompas.com - 27/11/2023, 20:40 WIB
Ardito Ramadhan,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengimbau masyarakat untuk memilih pemimpin yang punya pengalaman dan rekam jejak dalam memimpin, bukan hanya sekadar menguasai teori.

Hal ini disampaikan Megawati dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Relawan Ganjar-Mahfud yang dihadiri pimpinan organ relawan pendukung se-Pulau Jawa di Jakarta International Expo, Senin (27/11/2023).

"Saya selalu bilang, kalau nanti ngomongin itu, pilihlah yang baik, yang bisa memimpin, yang menaungi rakyat semuanya, yang track record politiknya bukan hanya teori tetapi punya pengalaman," kata Megawati, Senin.

Baca juga: Bicara Soal Intimidasi Jelang Pemilu, Megawati: Berhenti, Insyaf!

Menurut Megawati, pesan ini perlu disampaikan karena rakyat Indonesia mesti mendapatkan pendidikan politik.

Ia tidak mau rakyat Indonesia hanya dididik untuk menggunakan hak suaranya pada pemilihan umum, tapi juga tahu kriteria pemimpin yang mesti dipilih.

"Jadi kalau mau memilih pemimpin, apa sih yang dilihat? Lho lha iya, karena apa? Karena rakyat itu juga harus diberi pendidikan dong. Jangan hanya untuk supaya dia nyoblos," ujar Megawati.

Di samping itu, Megawati juga mengimbau masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya dan tidak menjadi orang-orang yang golput.

Baca juga: Megawati ke Kader PDI-P: Jangan Belaga di Sini, tapi Bilangnya di Sana

"Katakan pada rakyat dengan suara lantang jangan golput. Jangan tidak memilih, dan katakan pada mereka itu seperti saya tanya, who am I, siapa kamu," kata Megawati, Senin sore.

Megawati berpandangan, orang yang golput merupakan orang yang tidak punya kemandirian karena mereka menyerahkan begitu saja hak pilih yang mereka miliki.

Megawati pun mencontohkan bahwa ia sering mendidik anak buahnya di PDI-P untuk memiliki sikap politik yang jelas.

Ia mengaku tak masalah jika anak buahnya punya sikap politik yang berbeda, asalkan hal itu diungkapkan secara gamblang.

"Saya ajarkan anak-anak saya, lebih baik saya tahu kamu di sana, saya di sini. Jangan belaga di sini, tapi bilangnya di sana," ujar dia.

Seperti diketahui, ada 18 partai politik dan 3 pasang calon presiden dan wakil presiden yang berlaga dalam Pemilu 2024.

Tiga pasang calon presiden dan wakil presiden yang berlaga pada Pemilu 2024 adalah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Baca juga: Megawati: Kenapa Sekarang Penguasa Ingin Bertindak seperti Waktu Orde Baru?

Seperti diketahui, masa kampanye Pemilu 2024 akan berlangsung selama 75 hari, mulai Selasa (28/11/2023) besok hingga 10 Februari 2023.

Adapun hari pemungutan suara akan jatuh pada 14 Februari 2024 di mana para pemilih akan memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR, anggota DPD, dan anggota DPRD secara serentak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com