JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Roslan Roeslani mengeklaim narasi "gemoy" yang disematkan terhadap jagoannya muncul dan menyebar secara organik di masyarakat.
Roslan mengaku pihaknya tidak menggagas narasi "gemoy" untuk Prabowo Subianto. Ia mengatakan, itu berdasarkan ketertarikan yang muncul dari kelompok anak muda.
Adapun "gemoy" yang merujuk pada arti gemas kerap disuarakan pendukung calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto.
"Bukan kami yang bikin ide 'gemoy', bukan. Ini tumbuh secara organik dari bawah dan ketertarikan anak muda itu," kata Roslan saat ditemui usai meresmikan markas Sekretariat (TKN) Prabowo-Gibran di Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (26/11/2023).
Baca juga: Tanggapi Narasi Gemoy Kubu Prabowo, Ganjar: Semua Boleh Berstrategi
Roslan menyebut, perhatian anak muda dimulai dari sesuatu yang menarik hati mereka. Setelah itu, anak muda akan mencari tahu lebih banyak dan lebih dalam terkait visi misi Prabowo-Gibran.
Ia mengatakan, Prabowo-Gibran telah mencetuskan 8 program asta cipta, 17 program prioritas, dan 8 program quick clean.
Menurut dia, Prabowo menempatkan program terkait sandang, pangan, dan papan di urutan pertama.
"Bahwa salah satu program yang Beliau akan jalankan dengan segera adalah memberikan makan siang kepada anak-anak sekolah di seluruh Indonesia, kurang lebih itu ada 82,5 juta orang," ujar dia.
Adapun kata "gemoy" semakin populer dalam beberapa waktu terakhir. Biasanya, kata gemoy diucapkan saat melihat tingkah anak-anak yang lucu atau menggemaskan.
Baca juga: Gerindra: Kalau Tidak Suka Capres Gemoy, Tidak Usah Dipilih, Enggak Apa-Apa...
Namun, gemoy akhir-akhir ini diidentikkan dengan capres Prabowo Subianto.
Penggunaan narasi "gemoy" ini disorot oleh sejumlah pihak karena dinilai terkait substansi politik atau program kerja capres-cawapres.
Terbaru, Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman menyindir penggunaan narasi "gemoy" dan "santuy".
Adapun "santuy" berarti santai merupakan narasi politik yang dilontarkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
"Sekarang ada istilah gemoy, santuy, seakan-akan yang bisa memimpin negeri ini adalah mereka yang gemoy. Gemoy atau santuy ini tentu sesuatu yang tidak sehat," kata Sohibul dalam acara "Kick Off Kampanye Nasional PKS: Road to Final 2024" di Hotel Bumi Wiyata, Depok, Jawa Barat, Minggu (26/11/2023).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.