Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Indonesia Bakal Segera Jadi Negara Maju, Jokowi: Jangan Salah Pilih Pemimpin!

Kompas.com - 24/11/2023, 22:02 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mengatakan, peluang Indonesia menjadi negara maju ada.

Namun, ia mengingatkan, jangan sampai masyarakat salah memilih pemimpin karena apa yang sudah terbangun bisa jadi sia-sia.

"Jangan sampai kemajuan yang telah ada, yang telah terbangun ini menjadi sia-sia karena perpecahan, karena kesalahan kita dalam memilih pemimpin," kata Jokowi saat memberi sambutan pada Rakernas Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Korps HMI Wati (Kohati) di Kalimantan Barat, pada Jumat (24/11/2023), sebagaimana disiarkan YouTube Sekretariat Presiden.

Baca juga: Jokowi: Mau Pilih Anies, Prabowo atau Ganjar Silakan, Semua Ditentukan Rakyat

Jokowi juga mengingatkan, kesempatan suatu negara untuk bisa melompat menjadi negara maju, biasanya hanya datang satu kali saja. 

Kepala Negara pun menilai, tahun ini dan beberapa tahun yang akan datang akan menjadi penentuannya.

"Di tahun 2024, 2029, 2034, itu sangat menentukan negara kita bisa melompat jadi negara maju atau tidak. Biasanya dalam sebuah peradaban negara itu hanya ada satu kali kesempatan," ujar Jokowi.

"Kalau tidak bisa menggunakan kesempatan itu sulit bagi sebuah negara untuk masuk ke jajaran negara maju. Peluang kita (Indonesia jadi negara maju) ada, kesempatan kita ada, opportunity-nya ada. Tapi juga tantangannya sangat banyak," lanjutnya.

Baca juga: Aturan Baru Jokowi: Menteri-Wali Kota Maju Pilpres Tidak Harus Mundur

Presiden lantas memberikan contoh kondisi negara-negara di Amerika Latin yang sejak 1950-1960 sudah berstatus sebagai negara berkembang.

Namun, hingga saat ini status tersebut masih sama.

Bahkan, ada beberapa negara yang justru mundur menjadi negara miskin.

Sehingga, Kepala Negara mengingatkan agar Indonesia tidak mengalami nasib seperti negara-negara Amerika Latin tersebut.

Presiden Jokowi meminta agar peluang yang dimiliki Indonesia bisa dimanfaatkan, salah satunya dengan berhati-hati dalam memilih pemimpin Indonesia ke depan.

"Sehingga sering saya bicara bolak-balik hati-hati memilih pemimpin," tutur Jokowi.

Baca juga: Erwin Aksa Targetkan Prabowo-Gibran Raup 60 Persen Suara di Sulsel

Namun, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyatakan menyerahkan sepenuhnya kepada masyarakat untuk memilih pemimpin yang diyakini oleh masing-masing.

Sebab, menurut Jokowi, siapa pun yang terpilih sebagai Presiden hasil Pemilu 2024 merupakan kehendak Tuhan Yang Maha Esa dan berdasarkan pilihan masyarakat.

"Siapa pun yang Bapak, Ibu dan saudara-saudara pilih, itu adalah memang kehendak pertama memang kehendak Allah yang kedua memang kehendak rakyat," kata Jokowi.

"Mau memilih Pak Anies, silahkan. Mau memilih Pak Prabowo, silahkan. Mau memilih Pak Ganjar, silahkan. Karena asal jangan memilih Pak Bahlil. Karena semuanya nanti akan ditentukan oleh rakyat di 14 Februari yang akan datang," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com