Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Mau Pilih Anies, Prabowo atau Ganjar Silakan, Semua Ditentukan Rakyat

Kompas.com - 24/11/2023, 20:40 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo mempersilahkan masyarakat Indonesia untuk memilih siapa calon presiden (capres) menurut keyakinan masing-masing.

Presiden mengingatkan, pelaksanaan pemungutan suara pemilihan umum (pemilu) 2024 akan dilakukan pada 14 Februari tahun depan.

"Semuanya kita serahkan kepada rakyat karena yang punya kedaulatan adalah rakyat. Siapa pun yang Bapak, Ibu dan saudara-saudara pilih, itu adalah memang (jika menang) kehendak, pertama, memang kehendak Allah. Yang kedua memang kehendak rakyat," ujar Jokowi saat memberikan sambutan pada Rakernas Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Korps HMI Wati (Kohati) di Kalimantan Barat, pada Jumat (24/11/2023), sebagaimana disiarkan YouTube Sekretariat Presiden.

"Mau memilih Pak Anies, silakan. Mau memilih Pak Prabowo, silakan. Mau memilih Pak Ganjar, silakan. Asal jangan memilih Pak Bahlil," canda Jokowi.

"Karena semuanya nanti akan ditentukan oleh rakyat di 14 Februari yang akan datang," tegasnya.

Baca juga: Jokowi Buka Kongres HMI di Pontianak, Minta Kader Kawal Perjalanan Indonesia Menjadi Negara Maju

Oleh karenanya, Presiden pun berpesan kepada HMI agar aktif mengawal pelaksanaan Pemilu 2024.

Kepala Negara menyebut anggota HMI dan Kohati merupakan anak-anak muda yang optimis.

Namun, menurut Jokowi, perasaan optimis harus dibarengi dengan pemikiran yang realistis.

Sehingga, lanjut Jokowi, pemilu harus tetap dilakukan dengan kerukunan.

"Jangan sampai kemajuan yang telah ada, yang telah terbangun ini menjadi sia-sia karena perpecahan, karena kesalahan kita dalam memilih pemimpin sehingga sering saya bicara bolak-balik hati-hati memilih pemimpin," tuturnya.

Baca juga: Jokowi Segera Tunjuk Ketua KPK Sementara Pengganti Firli Bahuri

Ke depannya, lanjut Presiden Jokowi, Indonesia dihadapkan kepada tantangan eksternal dan internal bangsa.

Sehingga kepemimpinan tahun 2024, 2029 dan 2034 akan sangat menentukan apakah Indonesia bisa melompat menjadi negara maju atau tidak.

"Biasanya dalam sebuah peradaban negara itu hanya ada satu kali kesempatan. Kalau tidak bisa menggunakan kesempatan itu sulit bagi sebuah negara untuk masuk ke jajaran negara maju," ungkap Jokowi.

"Peluang kita ada, kesempatan kita ada, opportunity-nya ada, tapi juga tantangannya sangat banyak," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Cerita Sulitnya Jadi Ketua KPK, Agus Rahardjo: Penyidik Tunduk ke Kapolri, Kejaksaan, Sampai BIN

Nasional
Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan, Fahira Idris: Semoga Sehat, Selamat, dan Mabrur

Nasional
Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Jemaah Haji Gelombang Pertama Tiba di Madinah, Disambut Meriah

Nasional
Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Jokowi Diminta Tak Cawe-cawe Pemilihan Capim KPK

Nasional
PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Nasional
Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Nasional
Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Nasional
Tinjau TKP Kecelakaan Maut Bus di Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Tinjau TKP Kecelakaan Maut Bus di Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Nasional
Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Nasional
ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com