Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Prof. Dr. Ermaya
Dewan Pakar Bidang Geopolitik dan Geostrategi BPIP RI

Dewan Pakar Bidang Geopolitik dan Geostrategi BPIP RI.

Indonesia sebagai Kekuatan Tengah dalam Geopolitik Global

Kompas.com - 23/11/2023, 10:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

INDONESIA sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki potensi strategis yang dapat membentuk peta geopolitik global.

Posisi geografisnya yang strategis, terletak di persilangan Samudera Indonesia, Selat Natuna Utara, dan Pasifik, menjadikan Indonesia sebagai simpul krusial dalam jaringan hubungan internasional.

Keberagaman etnis, budaya, dan agama di dalam negeri bukan hanya menciptakan fondasi yang kokoh untuk diplomasi inklusif, tetapi juga memungkinkan Indonesia menjalin hubungan harmonis dengan berbagai negara. Termasuk menjaga keseimbangan dalam dinamika hubungan internasional.

Tambahan pula dalam beberapa tahun terakhir, perekonomian Indonesia telah mengalami pertumbuhan mengesankan. Hal ini menempatkannya sebagai kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara.

Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi yang stabil memberikan peluang bagi Indonesia untuk memainkan peran yang semakin dominan dalam kebijakan ekonomi global dan berkontribusi pada pembentukan norma-norma internasional.

Selain itu, kekuatan militer Indonesia yang mumpuni telah terlibat aktif dalam operasi perdamaian di tingkat internasional. Serta berpartisipasi militer dalam menyelesaikan konflik regional. Ini menunjukkan komitmen Indonesia terhadap stabilitas global dan perdamaian dunia.

Mengatasi masalah internal

Dalam rangka mencapai potensi sebagai kekuatan tengah dalam geopolitik global, bagaimanpun Indonesia harus mengatasi masalah internal. Solusi untuk permasalahan ini melibatkan reformasi struktural, kebijakan inklusif, dan peran aktif dalam keamanan regional.

Dengan mengayunkan langkah-langkah tersebut, maka Indonesia dapat memperkuat posisinya dalam arena geopolitik global. Serta, dapat memberikan kontribusi positif terhadap perdamaian dan kemajuan dunia.

Untuk mencapainya, masalah internal seperti korupsi dan lambannya birokrasi, mengharuskan pemerintah Indonesia menerapkan reformasi mendalam.

Langkah-langkah transparansi, akuntabilitas, dan penegakan hukum yang kuat, sangat membantu menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan dan stabilitas.

Sementara itu, pada sektor ekonomi, memerlukan kebijakan pembangunan yang berfokus pada inklusivitas.

Program pemberdayaan ekonomi di daerah-daerah terpinggir dan peningkatan akses pendidikan serta pelatihan vokasional, harus menjadi solusi untuk memperkecil kesenjangan ekonomi.

Juga, Indonesia harus memainkan peran yang lebih aktif dalam memelihara keamanan regional. Ini melibatkan kerja sama erat dengan negara-negara tetangga dan partisipasi aktif dalam inisiatif keamanan regional.

Diplomasi yang membangun kepercayaan dan penyelesaian konflik secara damai dapat memperkuat posisi Indonesia. Bersamaan pula menguatkan diplomasi luar negeri yang efektif.

Oleh karena itu, diplomasi luar negeri yang efektif memerlukan fokus memperkuat hubungan bilateral dan multilateral. Memanfaatkan forum internasional untuk mempromosikan kepentingan nasional dan membangun kemitraan strategis, dapat meningkatkan daya tawar diplomasi Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com