Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eks Ketua Dewan Pertimbangan Nasdem Siswono Yudo Husodo Dukung Ganjar-Mahfud

Kompas.com - 23/11/2023, 08:04 WIB
Ardito Ramadhan,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Nasdem Siswono Yudo Husodo menyatakan bakal mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD, pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

"Pada Pilpres 20224 yang akan datang saya akan memilih Bapak Ganjar Pranowo dan Bapak Mahfud MD sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia tahun 2024-2029," kata Siswono dalam keterangan video, dikutip pada Rabu (22/11/2023).

Siswono menuturkan, ia memilih pasangan Ganjar-Mahfud karena prinsip meritokrasi yang ia yakini.

Mantan menteri era Orde Baru ini juga mengaku telah melihat kemampuan, kapasitas, kompetensi, integritas, etika, moralitas, serta rekam jejak Ganjar-Mahfud sebelum menjatuhkan pilihan.

Baca juga: Hasto Bela Mahfud usai Diberi Skor 5 Penegakan Hukum oleh Ganjar

"Sebagai seorang warga negara, pengusaha sejak 60 tahun yang lalu, saya menganut meritokrasi, yang dalam memilih seseorang untuk menempati jabatan tertentu mengikuti prinsip merit system," kata dia.

Siswono menilai, Ganjar telah melalui proses meritokrasi itu dengan 4 kali dipilih rakyat menjadi pejabat publik, yakni dua kali anggota DPR dan dua kali gubernur Jawa Tengah.

Sementara, Mahfud ia anggap sebagai sosok yang tekun dan ulet hingga akhirnya menjadi seorang akademisi, tiga kali menjadi menteri, serta pernah memimpin Mahkamah Konstitusi.

Siswono pun yakin, Ganjar-Mahfud dapat melanjutkan program dan kebijakan pemerintah Presiden Joko Widodo dengan baik, seperti pembangunan infrastruktur, pemerataan pembangunan, hilirisasi, hingga pembangunan ibu kota Nusantara.

Baca juga: Ganjar-Mahfud Akan Tonjolkan Isu Ekonomi dan Kepastian Hukum Saat Kampanye

Seperti diketahui, Siswono mengundurkan diri dari posisi ketua Dewan Pertimbangan Partai Nasdem pada 2022 lalu.

Dia membantah bahwa langkah itu berkaitan dengan deklarasi Partai Nasdem atas pencalonan Anies Baswedan sebagai presiden untuk Pemilu 2024. Siswono bilang, dia mundur dari Nasdem karena alasan kesehatan.

“Pertimbangan satu-satunya adalah karena umur saya yang sudah menjelang 80 tahun pada waktu saya mundur itu. Jadi tidak ada kaitannya dengan masalah pencapresan Pak Anies oleh Nasdem,” kata Siswono dalam program Rosi Kompas TV, dikutip Sabtu (23/6/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com