Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gibran: Sedang Banyak Serangan, Diamkan Saja!

Kompas.com - 19/11/2023, 08:01 WIB
Palupi Annisa Auliani,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Calon Wakil Presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka menyarankan para pendukungnya untuk tidak merespons serangan, fitnah, hoaks, dan berita negatif yang ditujukan kepada mereka.

"Titip pesan saja, kita sedang banyak serangan, fitnah, hoaks, berita negatif. Saya sarankan untuk tidak tanggapi. Diemin aja, disenyumin saja," ungkap Gibran dalam Konsolidasi Koalisi Indonesia Maju Sumatera Utara, di Kota Medan, Sumatera Utara, Sabtu (18/11/2023) malam.

Baca juga: Gibran Ingin Fokus Lanjutkan dan Sempurnakan Program Jokowi

Ketika Gibran meminta persetujuan atas sarannya kepada perwakilan partai-partai politik pengusungnya, suara persetujuan membahana di Medan International Convention Center (MICC), lokasi perhelatan.

"(Misal), kalau survei (bilang elektabilitas) jelek, kita kerja lagi. Kalau (survei bilang) bagus, jangan jemawa, masih perlu kerja lagi," tutur Gibran.

Dalam kesempatan itu, Gibran menegaskan pula bahwa dia bersama Prabowo Subianto sebagai calon presiden nomor urut 2 menjunjung visi keberlanjutan.

"Tidak ada perubahan, yang ada keberlanjutan, penyempurnaan," kata Gibran.

Gibran menggunakan contoh ruas jalan Medan-Siantar yang baru saja dia lintasi pada Sabtu siang dan petang.

Baca juga: Gibran: Kita Sedang Banyak Diserang Hoaks, Senyumin Aja

"(Waktu tempuhnya sekarang) dua jam, dulu 4-5 jam. Ini yang kita tekankan, keberlanjutan, penyempurnaan," ujar dia.

Gibran menyatakan pula pentingnya pemenangan suara dari Pulau Sumatera. Ini yang menjadi alasan dua pekan terakhir dia fokus blusukan ke sejumlah kota di Pulau Sumatera.

"(Suara) Jawa adalah kunci, tapi Sumatera tidak dapat dilupakan," tegas dia.

Sementara itu, Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora) Anis Matta mengatakan, penyandingan Prabowo-Gibran adalah keberlanjutan rekonsiliasi yang sebelumnya diinisiasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo pada 2019, dua orang yang sebelumnya berkontestasi di pilpres.

"(Rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo) adalah peristiwa politik terbesar dalam empat tahun terakhir," tegas Anis.

Baca juga: TKN: Pecahan Uang Rp 20.000 Berstempel Prabowo Satria Piningit Rugikan Prabowo-Gibran

Menurut Anis, rekonsiliasi tersebut menjadi berkat bagi Indonesia ketika dilanda pandemi Covid-19. Demikian pula saat sejumlah krisis geopolitik mencuat dari sejumlah area dunia.

"Tak terbayangkan bila tak ada rekonsiliasi itu di saat pandemi dan situasi sekarang ini," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Revisi UU MK Bukan soal Penegakan Konstitusi, Ini soal Kepentingan Politik Jangka Pendek'

"Revisi UU MK Bukan soal Penegakan Konstitusi, Ini soal Kepentingan Politik Jangka Pendek"

Nasional
KPK Tahan 2 Tersangka Baru Kasus Subkontraktor Fiktif di BUMN PT Amarta Karya

KPK Tahan 2 Tersangka Baru Kasus Subkontraktor Fiktif di BUMN PT Amarta Karya

Nasional
KPU Jamin Satu Keluarga Tak Akan Pisah TPS pada Pilkada 2024

KPU Jamin Satu Keluarga Tak Akan Pisah TPS pada Pilkada 2024

Nasional
Fraksi PDI-P Usul Presiden Konsultasi dengan DPR soal Jumlah Kementerian, Gerindra: Sangat Tidak Mungkin!

Fraksi PDI-P Usul Presiden Konsultasi dengan DPR soal Jumlah Kementerian, Gerindra: Sangat Tidak Mungkin!

Nasional
Di Sidang Ke-33 CCPCJ Wina, Kepala BNPT Ajukan 3 Pendekatan untuk Tangani Anak Korban Tindak Pidana Terorisme

Di Sidang Ke-33 CCPCJ Wina, Kepala BNPT Ajukan 3 Pendekatan untuk Tangani Anak Korban Tindak Pidana Terorisme

Nasional
KNKT Pastikan PO Bus yang Dipakai SMK Lingga Kencana Depok Tak Berizin

KNKT Pastikan PO Bus yang Dipakai SMK Lingga Kencana Depok Tak Berizin

Nasional
Polri Bidik Pengusaha Bus Jadi Tersangka Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana

Polri Bidik Pengusaha Bus Jadi Tersangka Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana

Nasional
KPU Siapkan TPS Lokasi Khusus untuk Pilkada 2024

KPU Siapkan TPS Lokasi Khusus untuk Pilkada 2024

Nasional
Revisi UU MK, Usul Hakim Konstitusi Minta 'Restu' Tiap 5 Tahun Dianggap Konyol

Revisi UU MK, Usul Hakim Konstitusi Minta "Restu" Tiap 5 Tahun Dianggap Konyol

Nasional
Deretan Sanksi Peringatan untuk KPU RI, Terkait Pencalonan Gibran sampai Kebocoran Data Pemilih

Deretan Sanksi Peringatan untuk KPU RI, Terkait Pencalonan Gibran sampai Kebocoran Data Pemilih

Nasional
DPR Berpotensi Langgar Prosedur soal Revisi UU MK

DPR Berpotensi Langgar Prosedur soal Revisi UU MK

Nasional
Bus yang Alami Kecelakaan di Ciater Hasil Modifikasi, dari Normal Jadi 'High Decker'

Bus yang Alami Kecelakaan di Ciater Hasil Modifikasi, dari Normal Jadi "High Decker"

Nasional
KPU Tegaskan Caleg DPR Terpilih Tak Akan Dilantik jika Maju Pilkada 2024

KPU Tegaskan Caleg DPR Terpilih Tak Akan Dilantik jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Dirjen Kementan Mengaku Diminta Rp 5 Juta-Rp 10 Juta Saat Dampingi SYL Kunker

Dirjen Kementan Mengaku Diminta Rp 5 Juta-Rp 10 Juta Saat Dampingi SYL Kunker

Nasional
LPSK Minta Masa Kerja Tim Pemantau PPHAM Berat Segera Diperpanjang

LPSK Minta Masa Kerja Tim Pemantau PPHAM Berat Segera Diperpanjang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com