Ketua Umum PDI Perjuangan yang sebelumnya menjabat Wapres ini naik menjadi presiden setelah presiden sebelumnya Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dilengserkan.
Namun, sejak Pilpres digelar secara langsung belum ada perempuan yang menjadi presiden atau wakil presiden di negeri ini.
Megawati pernah dua kali ikut kontestasi, yakni pada Pilpres 2004 dan Pilpres 2009. Namun, dari dua Pilpres tersebut anak proklamator ini gagal meraih kemenangan.
Pada Pilpres 2004, Megawati yang menggandeng Hasyim Muzadi kalah di putaran kedua dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono - Jusuf Kalla.
Kekalahan kembali dialami Megawati pada Pilpres 2009. Megawati yang berpasangan dengan Prabowo Subianto kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono – Boediono di putaran pertama.
Selama ini politik seolah identik dengan laki-laki. Perempuan masih terkesan dipinggirkan Kebijakan Affirmative Action guna meningkatkan keterwakilan perempuan di Senayan memang sudah dijalankan.
Meski sampai saat ini target keterwakilan perempuan 30 persen di parlemen belum terpenuhi, namun kebijakan ini layak diapresiasi.
Meski belum mencapai target 30 persen, sejak menerapkan kebijakan “affirmative action” keterwakilan perempuan di parlemen terus mengalami peningkatan.
Pada periode 1999-2004, keterwakilan perempuan di parlemen hanya 9 persen (44 orang). Kemudian menjadi 10,7 persen (65 orang) pada 2004-2009. Pada periode 2009-2014, jumlahnya naik menjadi 17,6 persen (100 orang).
Pada periode 2014-2019, ada 17,7 persen (97 orang) dan meningkat menjadi 20,9 persen (120 orang) pada 2019-2024.
Namun pertanyaannya, apakah peningkatan jumlah perempuan di Senayan ini juga ikut meningkatkan partisipasi atau masih sekadar representasi.
Apakah partai politik dan publik juga memberikan ruang yang sama bagi perempuan untuk bersuara dan berperan dalam pengambilan kebijakan.
Karena memberi ruang bagi perempuan untuk berbicara dalam pengambilan kebijakan merupakan hal yang krusial. Termasuk pengambilan kebijakan dan keputusan, siapa yang layak maju dan berkompetisi untuk menjadi pemimpin negeri ini.
Satu Meja The Forum pekan ini menghadirkan edisi spesial pemilu. Edisi kali ini istimewa, karena tak hanya bicara pemilu, namun juga mengundang dan memberi ruang bagi para politisi perempuan untuk bicara dan mengambil peran.
Bukan hanya soal kuota, namun juga nasib bangsa dan negara. Karena ada kesan peran perempuan di panggung politik masih dipinggirkan.
Benarkah demikian? Ikuti dan simak pembahasannya dalam talkshow Satu Meja The Forum Spesial Pemilu, Rabu (18/10/2023), live di Kompas TV mulai pukul 20.30 WIB.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.