Terkait ini, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Melchias Marcus Mekeng menilai wajar jika pertemuan antara Puan dan Kalla dianggap sebagai langkah PDI-P menggoda Golkar bergabung ke koalisi Ganjar Pranowo.
Menurut dia, PDI-P memerlukan suatu koalisi yang besar dan kuat. Oleh sebab itu, Golkar terbuka jika pertemuan keduanya merupakan pertanda penjajakan kerja sama untuk Pemilu 2024.
"Tentunya PDI-P mencari mitra-mitra yang bisa sealiran lah ya, ideologinya sama dan segala macam. Buat saya sih, itu sesuatu yang wajar saja. Karena membangun negara ini kan enggak mungkin sendirian. Harus bersama-sama," kata Mekeng kepada wartawan, Rabu.
"Jadi, menurut hemat saya, itu sesuatu yang positif. Bahwa dia ingin menarik Golkar, ya memang itu sesuatu yang wajar saja," lanjut dia.
Baca juga: Megawati Dinilai Out of The Box dan Sulit Ditebak Terkait Penentuan Cawapres
Mekeng berpendapat, segala kemungkinan masih bisa terjadi terkait koalisi Pemilu 2024, termasuk, potensi perubahan komposisi Koalisi Indonesia Maju.
"Iyalah, pokoknya selama belum diputuskan secara resmi di KPU (Komisi Pemilihan Umum), ya itu masih bisa berubah," ungkap dia.
Menurut Mekeng, jika tak diperhitungkan di koalisi Prabowo, mungkin saja Golkar berganti haluan mendukung Ganjar.
Anggota Komisi IX DPR RI itu menyebutkan, Golkar merupakan partai dengan perolehan kursi terbesar di Koalisi Indonesia Maju. Oleh karenanya, potensi pindah koalisi masih terbuka lebar.
"Ya kalau ada koalisi lain yang memperhitungkan, memberikan kepercayaan, ya harus pikir ulang dong," katanya.
Berbeda dari Mekeng, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyebut bahwa belum ada tanda-tanda partainya akan berpindah koalisi mendukung Ganjar Pranowo.
"Belum ada hilalnya," kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/10/2023).
Airlangga pun menegaskan bahwa Golkar saat ini masih tetap berada di Koalisi Indonesia Maju yang mengusung Prabowo.
"Kita kan sudah teken-teken," ujar dia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu berpandangan, pertemuan antara Puan dengan tokoh senior Golkar seperti Jusuf Kalla adalah hal yang wajar, belum tentu terkait koalisi.
"Ya semua kan ketemu semua," kata Airlangga.