Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra Yakin Golkar Tetap Usung Prabowo meski Isu Hengkang Mencuat

Kompas.com - 07/10/2023, 18:42 WIB
Fika Nurul Ulya,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani meyakini Partai Golkar tetap gabung mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden bersama Koalisi Indonesia Maju (KIM), di tengah isu partai tersebut bakal hengkang.

Menurut Muzani, pertemuan petinggi Partai Golkar dengan sejumlah elite politik merupakan bagian dari penguatan partai berlambang pohon beringin itu.

"Itu bagian dari upaya Golkar untuk menguatkan diri, bagaimana memenangkan Pak Prabowo ke depan," kata Muzani saat ditemui di Hotel Kartika Candra, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Sabtu (7/10/2023).

Baca juga: Soal Golkar Diisukan Menyeberang ke Koalisi Ganjar, Airlangga: Belum Ada Hilal

Muzani mengeklaim, koalisi mengetahui betul langkah yang tengah dilakukan Golkar.

Tujuannya hanya satu yaitu mengusung Prabowo Subianto sebagai calon pemimpin di masa yang akan datang menggantikan Presiden Joko Widodo.

"Kami tahu proses sedang dilalui Golkar untuk memenangkan Pak Prabowo di tahun 2024. Termasuk pertemuan Pak Airlangga dengan Bu Khofifah, pertemuan dengan Jusuf Kalla, dan seterusnya," beber dia.

Lebih lanjut, Muzani mengaku tidak menganggap Golkar tengah genit untuk membuka peluang gabung dengan koalisi rival.

"Enggak (genit) itu, kami menghormati semua yang proses yang terjadi di internal Partai Golkar," jelas Muzani.

Baca juga: Rayuan Puan Datangi Jusuf Kalla, Golkar Putar Haluan?

Diketahui, Partai Golkar diisukan akan hengkang dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mengusung Prabowo. KIM saat ini terdiri dari Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, dan dua parpol nonparlemen yaitu Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Gelora.

Isu itu sempat dipatahkan dengan pertemuan Ridwan Kamil dan Prabowo Subianto.

Terbaru, Ketua DPP PDI-P Puan Maharani berkunjung ke kediaman mantan Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla. Terlebih saat berkunjung ke kediaman JK, Puan tampak berbaju batik dengan corak warna kuning seperti warna Partai Golkar.

Baju yang dikenakan Puan dipersepsikan sebagai rayuan untuk mengajak Golkar bergabung ke dalam kerja sama politik PDI-P. Diketahui saat ini, PDI-P mengusung Ganjar Pranowo sebagai presiden.

Baca juga: Politikus Golkar Harap Pertemuan Jokowi dan SBY Jadi Sinyal Bergabungnya Demokrat ke Kabinet

"Tanda-tanda mungkin ya hahaha," ujar Puan saat ditemui di rumah JK, Rabu (4/10/2023).

Kendati begitu, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengeklaim belum ada tanda-tanda bahwa partainya akan berpindah koalisi mendukung bakal calon presiden Ganjar Pranowo yang didukung oleh PDI-P, PPP, Partai Perindo, dan Partai Hanura.

"Belum ada hilalnya (Golkar cabut dari KIM),” kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (5/10/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Nasional
 Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Nasional
PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

Nasional
PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

Nasional
Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Nasional
Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Nasional
Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Nasional
Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

PAN Lempar Kode Minta Jatah Menteri Lebih ke Prabowo, Siapkan Eko Patrio hingga Yandri Susanto

Nasional
Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Kaitkan Ide Penambahan Kementerian dengan Bangun Koalisi Besar, BRIN: Mengajak Pasti Ada Bonusnya

Nasional
Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Membedah Usulan Penambahan Kementerian dari Kajian APTHN-HAN, Ada 2 Opsi

Nasional
Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Zulhas: Indonesia Negara Besar, Kalau Perlu Kementerian Diperbanyak

Nasional
Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com