Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hendry Roris P Sianturi
Pengajar

Pengajar di Universitas Singaperbangsa Karawang, Lulusan Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia

Arah Agenda Politik "Santuy" Kaesang

Kompas.com - 07/10/2023, 11:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dia mengenakan kaos hitam, celana training dan topi bucket hitam. Kaesang juga tampak menyandang tas boneka beruang.

Politik “santuy” Kaesang mematahkan mitos bahwa wibawa ketum parpol harus disimbolkan dengan penampilan formal.

Kata “santuy” merupakan ungkapan gaul atau slang. Kompas TV pada program Selasa Bahasa, sempat mengulas tentang makna kata “santuy”, beberapa waktu lalu.

Tayangan tersebut menjelaskan kalau kata “santuy” sudah diserap ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tetapi masuk ke dalam ragam cakap.

Tayangan di program Selasa Bahasa ini menyebutkan bahwa kata “santuy” adalah plesetan dari kata santai, yang berarti bebas dari rasa tegang.

Meski sudah diserap KBBI, tetapi kata “santuy” hanya digunakan dalam momen-momen nonformal. Seperti ketika bercakap-cakap dengan sahabat atau kerabat.

Pesan verbal dan nonverbal “santuy” yang diusung Kaesang tadi pun, berhamburan di media. Dia meminjam bahasa gaul kaum milenial dan gen Z, untuk menawarkan cara berpolitik yang lebih santai.

Maka itu, target komunikan atau penerima pesan politik “santuy” Kaesang jelas, yaitu milenial dan gen Z.

Kaesang menciptakan persuasi politik yang menurut Pace, Peterson dan Burnett (1979) sebagai tindakan komunikasi yang bertujuan agar komunikan mengadopsi pandangan komunikator untuk “santuy” berpolitik.

Politik “santuy” ala Kaesang ini, bisa dikatakan tidak muncul secara alamiah. Dia dikonstruksi oleh media.

Kaesang sangat paham bahwa setiap aktivitasnya akan tersorot media, media massa maupun media sosial. Maka itu, eksposur pesan politik “santuy” yang diciptakan Kaesang, akan terus mengalir dan menyasar kaum milenial dan gen Z.

Pada Pemilu 2024, porsi pemilih memang dikuasai kaum milenial dan gen Z. Laporan Sentre for Strategic and International Studies (CSIS) berjudul Pemilih Muda Dalam Pemilihan Umum 2024: Dinamis, Adaptif dan Responsif mencatat bahwa terjadi perubahan demografi dalam Pemilu 2024.

Hal ini ditandai dengan meningkatnya angka pemilih muda yang berasal dari generasi Z dan milenial, dengan rentang usia 17 tahun-39 tahun. Jumlah pemilih muda di Pemilu 2024 diprediksi mendekati 60 persen total pemilih atau hampir 114 juta jiwa.

Politik “santuy” yang ditawarkan Kaesang, memang akan resistan bagi sejumlah kaum gen X, apalagi baby boomer. Meskipun demikian, target persuasi politik Kaesang ini paling tidak sudah jelas sasarannya, 60 persen total pemilih di Pemilu 2024.

Tentu bagi Kaesang, jika ingin moncer, dia harus memodifikasi politik blusukan yang pernah dipopulerkan Jokowi selama ini.

Politik “santuy” bisa jadi cara yang efektif untuk meningkatkan popularitasnya di era sekarang. Waktu akan menguji politik “santuy” Kaesang dalam menaikkan citranya dan elektabilitas partainya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Dilangsungkan di Bali, World Water Forum Ke-10 Dipuji Jadi Penyelenggaraan Terbaik Sepanjang Masa

Nasional
Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Kritik RUU Penyiaran, Usman Hamid: Negara Harusnya Jamin Pers yang Independen

Nasional
Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Ahli Sebut Struktur Tol MBZ Sulit Diperkuat karena Material Beton Diganti Baja

Nasional
DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

DKPP Panggil Desta soal Ketua KPU Diduga Rayu PPLN

Nasional
Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Anggap Publikasikan Nama Calon Menteri Tidak Tepat, PAN: Tunggu Prabowo Minta Dulu

Nasional
DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

Nasional
4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

Nasional
Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Nasional
Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Nasional
Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Nasional
Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

Nasional
Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

Nasional
Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

Nasional
Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

Nasional
Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com