Salin Artikel

Arah Agenda Politik "Santuy" Kaesang

Sebagai anak muda, sosok Kaesang mewarnai perpolitikan nasional. Paling tidak hingga saat ini, pria kelahiran 25 Desember 1994 itu, menjadi ketum partai politik termuda ketiga sepanjang sejarah perpolitikan di Indonesia.

Peringkat pertama, masih dipegang Soekarno, presiden pertama Indonesia. Kala itu, Soekarno memimpin Partai Nasional Indonesia (PNI) saat usia 26 tahun.

Peringkat kedua adalah Budiman Sudjatmiko. Usia Budiman ketika memimpin Partai Rakyat Demokratik (PRD) juga berusia 26 tahun.

Sedangkan Kaesang terpilih menjadi Ketua Umum PSI pada usia 28 tahun.

Dalam berbagai kesempatan, Kaesang kerap melontarkan kata “santuy” dalam pidatonya. Kaesang juga beberapa kali menjawab pertanyaan wartawan ketika diwawancara, dengan menyisipkan kata “santuy”.

Pada pidato pertama menjadi Ketum PSI pada 25 September lalu, misalnya. Dalam pertemuan itu, Kaesang menyampaikan tentang instruksi dan arah politik PSI dengan menyisipkan kata “santuy”.

“Tujuan politik kita itu kan baik, karena itu kita harus jalankan dengan cara yang baik. Kita berpolitik dengan santuy dan santun,” kata Kaesang disambut tepuk tangan para kader PSI.

Dalam safari politiknya ke PDI Perjuangan, Kaesang juga sempat menyebutkan kata “santuy” saat diwawancara awak media.

Saat itu Kaesang bertemu politikus dan Ketua DPR RI, Puan Maharani. Setelah selesai pertemuan, Kaesang menjawab pertanyaan wartawan dan menyisipkan kata “santuy”.

“Saya dari PSI meminta maaf kepada Mba Puan secara langsung dan teman-teman PDI-P yang lainnya. Balik lagi ini pesta demokrasi harus dijalankan secara bergembira, santun dan santuy,” kata Kaesang kepada para wartawan di bilangan Menteng, Jakarta Pusat.

Bukan hanya secara eksplisit, Kaesang juga sering terlihat berpenampilan “santuy” dalam acara-acara formal.

Saat berkunjung ke kantor Relawan Bara JP di Jakarta Timur, 27 September lalu, misalnya. Pakaian yang dikenakan tidak seperti busana ketua-ketua umum parpol pada umumnya.

Kaesang mengenakan baju biru dengan gambar Minions. Minions adalah karakter fiksi dalam film komedi animasi.

Selang tiga hari, tepatnya ketika menghadiri Kopdarwil PSI di Bali, penampilan Kaesang juga terlihat “santuy”.

Dia mengenakan kaos hitam, celana training dan topi bucket hitam. Kaesang juga tampak menyandang tas boneka beruang.

Politik “santuy” Kaesang mematahkan mitos bahwa wibawa ketum parpol harus disimbolkan dengan penampilan formal.

Kata “santuy” merupakan ungkapan gaul atau slang. Kompas TV pada program Selasa Bahasa, sempat mengulas tentang makna kata “santuy”, beberapa waktu lalu.

Tayangan tersebut menjelaskan kalau kata “santuy” sudah diserap ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tetapi masuk ke dalam ragam cakap.

Tayangan di program Selasa Bahasa ini menyebutkan bahwa kata “santuy” adalah plesetan dari kata santai, yang berarti bebas dari rasa tegang.

Meski sudah diserap KBBI, tetapi kata “santuy” hanya digunakan dalam momen-momen nonformal. Seperti ketika bercakap-cakap dengan sahabat atau kerabat.

Pesan verbal dan nonverbal “santuy” yang diusung Kaesang tadi pun, berhamburan di media. Dia meminjam bahasa gaul kaum milenial dan gen Z, untuk menawarkan cara berpolitik yang lebih santai.

Maka itu, target komunikan atau penerima pesan politik “santuy” Kaesang jelas, yaitu milenial dan gen Z.

Kaesang menciptakan persuasi politik yang menurut Pace, Peterson dan Burnett (1979) sebagai tindakan komunikasi yang bertujuan agar komunikan mengadopsi pandangan komunikator untuk “santuy” berpolitik.

Politik “santuy” ala Kaesang ini, bisa dikatakan tidak muncul secara alamiah. Dia dikonstruksi oleh media.

Kaesang sangat paham bahwa setiap aktivitasnya akan tersorot media, media massa maupun media sosial. Maka itu, eksposur pesan politik “santuy” yang diciptakan Kaesang, akan terus mengalir dan menyasar kaum milenial dan gen Z.

Pada Pemilu 2024, porsi pemilih memang dikuasai kaum milenial dan gen Z. Laporan Sentre for Strategic and International Studies (CSIS) berjudul Pemilih Muda Dalam Pemilihan Umum 2024: Dinamis, Adaptif dan Responsif mencatat bahwa terjadi perubahan demografi dalam Pemilu 2024.

Hal ini ditandai dengan meningkatnya angka pemilih muda yang berasal dari generasi Z dan milenial, dengan rentang usia 17 tahun-39 tahun. Jumlah pemilih muda di Pemilu 2024 diprediksi mendekati 60 persen total pemilih atau hampir 114 juta jiwa.

Politik “santuy” yang ditawarkan Kaesang, memang akan resistan bagi sejumlah kaum gen X, apalagi baby boomer. Meskipun demikian, target persuasi politik Kaesang ini paling tidak sudah jelas sasarannya, 60 persen total pemilih di Pemilu 2024.

Tentu bagi Kaesang, jika ingin moncer, dia harus memodifikasi politik blusukan yang pernah dipopulerkan Jokowi selama ini.

Politik “santuy” bisa jadi cara yang efektif untuk meningkatkan popularitasnya di era sekarang. Waktu akan menguji politik “santuy” Kaesang dalam menaikkan citranya dan elektabilitas partainya.

https://nasional.kompas.com/read/2023/10/07/11034761/arah-agenda-politik-santuy-kaesang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke