Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Andang Subaharianto
Dosen

Antropolog, dosen di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember, Rektor UNTAG Banyuwangi, Sekjen PERTINASIA (Perkumpulan Perguruan Tinggi Nasionalis Indonesia)

Bisikan Jokowi dan Imajinasi Titik Temu Ganjar-Prabowo

Kompas.com - 02/10/2023, 06:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PRESIDEN Joko Widodo (Jokowi) begitu lihai memainkan bahasa simbol (kode). Jumat lalu (29/9/2023), kode itu mengundang riuh rendah dan tepuk tangan peserta Rakernas IV PDI Perjuangan di Jakarta International Expo, Jakarta.

Dengan terang-terangan, saat memberikan sambutan dalam Rakernas IV PDI Perjuangan itu, Jokowi menyampaikan telah berbisik ke bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo.

Jokowi meminta setelah Ganjar dilantik menjadi presiden kelak, langsung mengurus kedaulatan pangan.

Terkesan Jokowi meyakini bahwa Ganjar akan menjadi pemenang pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"Tadi saya bisik-bisik ke beliau, 'Pak, nanti habis dilantik, besoknya langsung masuk ke kedaulatan pangan, enggak usah lama-lama'," ujar Jokowi (Kompas.com, 29/09/2023).

Saya mengikuti sambutan Jokowi melalui Youtube. Saya membaca kesan keseriusan presiden menanggapi isu kedaulatan pangan untuk kesejahteraan rakyat yang menjadi tema Rakernas IV PDI Perjuangan.

Persoalan pangan, menurut Jokowi, sangat nyata dan menjadi isu serius dunia. Pertama, karena faktor perubahan iklim dunia, dan kedua karena faktor geopolitik, seperti perang Rusia-Ukraina.

Sejumlah negara juga menahan produksi pangan, tak lagi mengekspor ke negara lain. Pangan menjadi langka dan mahal.

Tak ada cara lain, kata Jokowi, perencanaan untuk menciptakan kedaulatan pangan harus dimulai dari sekarang.

Ia menyambut positif dan sangat setuju dengan gagasan kedaulatan pangan yang disampaikan Megawati Soekarnoputri dan Ganjar Pranowo pada Rakernas tersebut.

Bisikan, tapi diungkapkan secara terang-terangan di forum terbuka, namanya bukan lagi bisikan. Di era media sosial hari ini secepat kilat pula bisikan itu diketahui oleh publik. Kategori informasinya tak lagi terbatas.

Tak aneh pula bila segera diikuti tafsir atas peristiwa tersebut. Apalagi diawali teks visual Jokowi dan Ganjar menggandeng Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDI-P, saat menuruni tangga panggung Rakernas IV PDI-P. Teks visual itu juga viral bersama teks bisikan Jokowi ke Ganjar.

Dengan tangkas pula Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal PDI-P, mengonstruksi makna bisikan Jokowi ke Ganjar Pranowo. Ia mengklaim bisikan itu kode keras bahwa Jokowi berada di barisan yang sama untuk memenangkan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

"Ini hard code dari Presiden Jokowi terhadap Pak Ganjar Pranowo. Jadi, pangan mempersatukan, pangan membangun komitmen pemenangan pemilu legislatif dan presiden secara bersama-sama," kata Hasto (Kompas.com, 29/09/2023).

Dua poros

Bisikan Jokowi ke Ganjar, saya kira, memperlihatkan pula keseriusan perjuangan imajinasi dua poros Pilpres 2024 menjadi kenyataan, ada titik temu poros Ganjar-Prabowo. Kebetulan bisikan itu dilakukan pada saat menguatnya kembali diskusi dua poros pilpres.

Pertanyaannya, siapa paling berkepentingan terhadap dua poros pilpres, titik temu Ganjar-Prabowo? Siapa yang paling mau/ingin dua poros pilpres itu bukan sekadar imajinasi?

Dari aspek penyelenggaraan pemilu, dua poros pilpres akan menghemat biaya yang tidak kecil. Dengan dua poros, pilpres hanya satu putaran. Bila tiga poros atau lebih, berpotensi dua putaran.

Dana penghematan pilpres bisa dialokasikan buat kepentingan lain. Misal, urusan kedaulatan pangan yang menurut PDI-P dan Jokowi sangat nyata dan serius.

Dengan pilpres satu putaran, masyarakat juga segera terbebas dari beban hiruk-pikuk pilpres. Perbedaan pilihan politik pada pilpres sangat berpengaruh terhadap hubungan sosial. Kohesivitas sosial tentu saja terganggu oleh perbedaan pilihan politik.

Apalagi di sejumlah daerah segera disusul pemilihan kepala daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Dampak sosio-psikologis patut dipertimbangkan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Nasional
Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Nasional
Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Nasional
Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Nasional
Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com