Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Akademisi

Platform publikasi karya akademik dari akademisi Universitas Atma Jaya Yogyakarta untuk khalayak luas demi Indonesia yang semakin maju.

Pendekatan Konsensual Menyelesaikan Sengketa Lahan

Kompas.com - 26/09/2023, 12:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Terakhir, pendekatan konsensual menemukan tempatnya dalam menyelesaikan konflik yang berakar pada masalah distribusi, seperti sengketa tanah.

Memilih proses informal untuk menyelesaikan sengketa publik memupuk pemecahan masalah secara kolaboratif sambil menghindari jebakan litigasi.

Pendekatan ini memperbaiki hubungan antara pihak-pihak yang bersengketa dan menghasilkan hasil lebih optimal bagi semua pihak.

Belajar dari Jokowi

Untuk memahami bagaimana pendekatan konsensual bekerja dalam praktiknya, mari ambil pelajaran dari pengalaman Joko Widodo Ketika menjabat sebagai Wali Kota Solo.

Ia dihadapkan pada tugas ‘berat’ memindahkan pedagang kaki lima tanpa menggunakan kekerasan atau paksaan.

Dalam kasus Solo, Jokowi membutuhkan tujuh bulan untuk memindahkan pedagang kaki lima di sekitar Monumen Banjarsari.

Banyak asosiasi pedagang dengan keras menentang pemindahan ini. Namun, pendekatan Jokowi sungguh luar biasa.

Dia terlibat dalam lebih dari 50 pertemuan dengan para pedagang, menunjukkan komitmennya yang teguh untuk memahami kekhawatiran mereka.

Bahkan, ia mengundang mereka untuk makan bersama, mengakui efektivitas apa yang disebutnya sebagai 'lobi melalui makanan'.

Melalui dialog yang gigih dan keterlibatan yang penuh hormat, akhirnya para pedagang setuju untuk dipindahkan. Contoh ini menjadi bukti kekuatan pendekatan konsensual, bahkan dalam situasi menantang.

Saat Indonesia bergulat dengan masalah konflik lahan yang terus berlanjut, pendekatan konsensual memberikan tanda harapan.

Ini menawarkan alternatif konstruktif terhadap kekerasan dan paksaan, dengan menekankan dialog, pemahaman, dan kompromi.

Dengan merangkul pendekatan ini, Indonesia dapat melupakan warisan kekerasan dan kekuasaan yang telah menghantui sejarah konflik tanahnya dan bekerja menuju masa depan yang lebih harmonis.

Dalam pencarian perdamaian abadi, mari kita ingat bahwa konflik dapat diselesaikan melalui pemahaman, komunikasi, dan saling menghormati.

Pendekatan konsensual adalah bukti kemampuan kita untuk bangkit di atas konfrontasi dan bekerja bersama menuju masa depan yang lebih baik dan lebih damai.

Kita berharap bahwa masa depan sengketa lahan tidak lagi meninggalkan luka di masyarakat.

Saatnya kita menempuh jalan damai untuk menyelesaikan konflik dan dalam sengketa lahan di Indonesia melalui pendekatan konsensual.

*Dosen di Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Megawati Kunjungi Pameran Butet, Patung Pria Kurus Hidung Panjang Jadi Perhatian

Megawati Kunjungi Pameran Butet, Patung Pria Kurus Hidung Panjang Jadi Perhatian

Nasional
PDI-P Bentuk Komisi Bahas Posisi Partai terhadap Pemerintahan Prabowo

PDI-P Bentuk Komisi Bahas Posisi Partai terhadap Pemerintahan Prabowo

Nasional
Pengacara Tuding Jaksa KPK Tak Berwenang Tuntut Hakim Agung Gazalba Saleh

Pengacara Tuding Jaksa KPK Tak Berwenang Tuntut Hakim Agung Gazalba Saleh

Nasional
Sekjen PDI-P: Bung Karno Tidak Hanya Milik Rakyat Indonesia, tapi Bangsa Dunia

Sekjen PDI-P: Bung Karno Tidak Hanya Milik Rakyat Indonesia, tapi Bangsa Dunia

Nasional
Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa “Rogoh Kocek” Pribadi untuk Renovasi Kamar Anak SYL

Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa “Rogoh Kocek” Pribadi untuk Renovasi Kamar Anak SYL

Nasional
Sebut Ada 8 Nama untuk Pilkada Jakarta, Sekjen PDI-P: Sudah di Kantongnya Megawati

Sebut Ada 8 Nama untuk Pilkada Jakarta, Sekjen PDI-P: Sudah di Kantongnya Megawati

Nasional
Gus Muhdlor Cabut Gugatan Praperadilan untuk Revisi

Gus Muhdlor Cabut Gugatan Praperadilan untuk Revisi

Nasional
KPU Sebut Faktor Kesiapan Bikin Calon Independen Batal Daftar Pilkada 2024

KPU Sebut Faktor Kesiapan Bikin Calon Independen Batal Daftar Pilkada 2024

Nasional
Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Jemaah Haji Tinggalkan Hotel untuk Ibadah di Masjid Nabawi

Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Jemaah Haji Tinggalkan Hotel untuk Ibadah di Masjid Nabawi

Nasional
Pakar: Ada 1 Opsi Ubah UU Kementerian Negara, Ajukan Uji Materi ke MK tapi...

Pakar: Ada 1 Opsi Ubah UU Kementerian Negara, Ajukan Uji Materi ke MK tapi...

Nasional
Suhu Madinah Capai 40 Derajat, Kemenag Minta Jemaah Haji Tak Paksakan Diri Ibadah di Masjid Nabawi

Suhu Madinah Capai 40 Derajat, Kemenag Minta Jemaah Haji Tak Paksakan Diri Ibadah di Masjid Nabawi

Nasional
MKMK Diminta Pecat Anwar Usman Usai Sewa Pengacara KPU untuk Lawan MK di PTUN

MKMK Diminta Pecat Anwar Usman Usai Sewa Pengacara KPU untuk Lawan MK di PTUN

Nasional
Lewat Pesantren Gemilang, Dompet Dhuafa Ajak Donatur Lansia Jalin Silaturahmi dan Saling Memotivasi

Lewat Pesantren Gemilang, Dompet Dhuafa Ajak Donatur Lansia Jalin Silaturahmi dan Saling Memotivasi

Nasional
Hari Pertama Penerbangan Haji, 4.500 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Hari Pertama Penerbangan Haji, 4.500 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Ajak Masyarakat Sultra Doa Bersama supaya Bantuan Beras Diperpanjang

Jokowi Ajak Masyarakat Sultra Doa Bersama supaya Bantuan Beras Diperpanjang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com