Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/09/2023, 23:04 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, pangan kerap menjadi lambang supremasi kepemimpinan suatu negara. Sebab, pangan kerap digunakan untuk menjamin kesejahteraan rakyat, bahkan sebagai alat perang.

Hal ini diungkapkan Hasto di Gedung Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB University, Baranangsiang, Bogor, Kamis (21/9/2023).

Adapun kedatangannya untuk memenuhi undangan dialog dengan para peneliti IPB University mengenai pangan sebelum Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDIP ke-4.

Baca juga: Sekjen PDI-P Ungkap Megawati Ingin Buat Peta 12 Wilayah Tumbuhan RI

"Bung Karno menegaskan bahwa pangan merupakan persoalan mati hidupnya negeri. Sekarang dengan perang Ukraina, kita semakin paham bahwa pangan ini menjadi lambang supremasi kepemimpinan suatu negara bagi dunia," kata Hasto, Kamis.

Hasto lantas mencontohkan pangan yang dijadikan lambang supremasi beberapa negara. India misalnya, berhenti mengekspor beras sejak 20 Juli 2023 untuk menurunkan harga beras di pasar domestik.

Ketentuan ini juga akan diikuti beberapa negara, termasuk Vietnam. Namun, Vietnam baru akan menerapkan penghentian ekspor beras keseluruhan pada tahun 2030.

Baca juga: Elite PDI-P Bocorkan Ada Kandidat Cawapres Ganjar Selain Mahfud dan Sandiaga Uno

"Harga beras naik saat ini hampir 30 persen. Dan berbagai negosiasi karena gandum oleh Rusia dan Ukraina telah menjadi bagian alat hegemoni atau alat perang, padahal itu sangat bersentuhan dengan kemanusiaan," tutur Hasto.

Menurut Hasto, swasembada pangan perlu dilakukan di dalam negeri agar Indonesia menjadi pusat untuk produksi pangan bagi dunia. Hal ini memungkinkan sebab Indonesia dilimpahi kekayaan alam luar biasa baik di darat maupun di laut.

Hasto melanjutkan, untuk merealisasikan niat baik itu, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung pentingnya riset dan inovasi nasional. Hal ini lah yang menjadi cikal bakal berdirinya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Baca juga: PDI-P DKI Jakarta Tak Masalah jika Kampanye Pilkada Hanya 30 Hari

"Mengapa BRIN penting? Karena kita bisa menjadi bangsa yang besar, bisa menjadi bangsa yang hebat, berdikari, berdaulat, berdiri di atas kaki sendiri. Hanya mungkin dilakukan apabila di hulu kita kuasai ilmu pengetahuan, riset, dan inovasi," tutur Hasto.

Pria kelahiran Yogyakarta itu lantas mengapresiasi IPB yang mampu berinovasi menghasilkan pangan berbahan Spirulina kaya protein untuk mencegah stunting.

Peneliti PKSPL-IPB Kustiariah menambahkan, Spirulina berasal dari gangga laut mikro kaya protein, mineral, vitamin, dsn antioksidan. PKSPL-IPB juga membuat produk Tembora yang berbahan tempe dan rumput laut, tetapi perlu diindustrialisasi lebih lanjut.

Baca juga: Kaesang Bukan Keluarga Inti Jokowi, PDI-P Tak Bisa Larang Gabung PSI

"Jadi bagus untuk kesehatan juga. Tidak hanya untuk stunting, misalnya untuk anak-anak, tetapi juga untuk orang tua demi menjaga imunitas," ujar dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Firli Bahuri Tersangka Korupsi, Ajudan Ditarik KPK

Firli Bahuri Tersangka Korupsi, Ajudan Ditarik KPK

Nasional
Otto Hasibuan Gabung TKN Prabowo-Gibran, Langsung Jadi Wakil Ketua

Otto Hasibuan Gabung TKN Prabowo-Gibran, Langsung Jadi Wakil Ketua

Nasional
Terima Aspirasi Anak Muda Merauke, Ganjar Janji Perbanyak 'Creative Hub' untuk Mudahkan Cari Kerja

Terima Aspirasi Anak Muda Merauke, Ganjar Janji Perbanyak "Creative Hub" untuk Mudahkan Cari Kerja

Nasional
KPK Tak Beri Bantuan Hukum ke Firli Bahuri

KPK Tak Beri Bantuan Hukum ke Firli Bahuri

Nasional
Bawaslu Ungkap Kerawanan Pencoblosan Pemilu 2024 lewat Pos di Hong Kong dan Makau

Bawaslu Ungkap Kerawanan Pencoblosan Pemilu 2024 lewat Pos di Hong Kong dan Makau

Nasional
Kemendag Siap Dukung Kebutuhan Operasi Freeport untuk Smelter Kedua di Gresik 

Kemendag Siap Dukung Kebutuhan Operasi Freeport untuk Smelter Kedua di Gresik 

Nasional
Ditanya Solusi Damaikan Papua, Ganjar Tekankan Pentingnya Keadilan

Ditanya Solusi Damaikan Papua, Ganjar Tekankan Pentingnya Keadilan

Nasional
Pelanggaran Kampanye di Media Sosial, Bagaimana Aturan dan Sanksinya?

Pelanggaran Kampanye di Media Sosial, Bagaimana Aturan dan Sanksinya?

Nasional
KSAU Pimpin Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI AU, dari Irjenau hingga Kadisminpersau

KSAU Pimpin Sertijab 4 Jabatan Strategis TNI AU, dari Irjenau hingga Kadisminpersau

Nasional
Kampanye di Bogor, Anies Janji Bangun Transportasi Umum yang Lebih Luas dan Terjangkau

Kampanye di Bogor, Anies Janji Bangun Transportasi Umum yang Lebih Luas dan Terjangkau

Nasional
TPN Ganjar-Mahfud Harap Netralitas Aparat Bukan Hanya 'Lip Service'

TPN Ganjar-Mahfud Harap Netralitas Aparat Bukan Hanya "Lip Service"

Nasional
Pulang Kampanye dari Bogor, Anies Pilih Naik KRL

Pulang Kampanye dari Bogor, Anies Pilih Naik KRL

Nasional
Kampanye di GOR Ciracas, Anies Singgung Penggusuran Kampung Akuarium

Kampanye di GOR Ciracas, Anies Singgung Penggusuran Kampung Akuarium

Nasional
Pemerintah RI Hapus Kamerun dari Negara 'Calling Visa', Faktor Ekonomi Jadi Pertimbangan

Pemerintah RI Hapus Kamerun dari Negara "Calling Visa", Faktor Ekonomi Jadi Pertimbangan

Nasional
Prabowo Kirim Rp 5 M dan RS Apung ke Palestina, TKN: Bukti Prabowo Tak Cuma Mengecam

Prabowo Kirim Rp 5 M dan RS Apung ke Palestina, TKN: Bukti Prabowo Tak Cuma Mengecam

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com