BOGOR, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, pangan kerap menjadi lambang supremasi kepemimpinan suatu negara. Sebab, pangan kerap digunakan untuk menjamin kesejahteraan rakyat, bahkan sebagai alat perang.
Hal ini diungkapkan Hasto di Gedung Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB University, Baranangsiang, Bogor, Kamis (21/9/2023).
Adapun kedatangannya untuk memenuhi undangan dialog dengan para peneliti IPB University mengenai pangan sebelum Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDIP ke-4.
Baca juga: Sekjen PDI-P Ungkap Megawati Ingin Buat Peta 12 Wilayah Tumbuhan RI
"Bung Karno menegaskan bahwa pangan merupakan persoalan mati hidupnya negeri. Sekarang dengan perang Ukraina, kita semakin paham bahwa pangan ini menjadi lambang supremasi kepemimpinan suatu negara bagi dunia," kata Hasto, Kamis.
Hasto lantas mencontohkan pangan yang dijadikan lambang supremasi beberapa negara. India misalnya, berhenti mengekspor beras sejak 20 Juli 2023 untuk menurunkan harga beras di pasar domestik.
Ketentuan ini juga akan diikuti beberapa negara, termasuk Vietnam. Namun, Vietnam baru akan menerapkan penghentian ekspor beras keseluruhan pada tahun 2030.
Baca juga: Elite PDI-P Bocorkan Ada Kandidat Cawapres Ganjar Selain Mahfud dan Sandiaga Uno
"Harga beras naik saat ini hampir 30 persen. Dan berbagai negosiasi karena gandum oleh Rusia dan Ukraina telah menjadi bagian alat hegemoni atau alat perang, padahal itu sangat bersentuhan dengan kemanusiaan," tutur Hasto.
Menurut Hasto, swasembada pangan perlu dilakukan di dalam negeri agar Indonesia menjadi pusat untuk produksi pangan bagi dunia. Hal ini memungkinkan sebab Indonesia dilimpahi kekayaan alam luar biasa baik di darat maupun di laut.
Hasto melanjutkan, untuk merealisasikan niat baik itu, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung pentingnya riset dan inovasi nasional. Hal ini lah yang menjadi cikal bakal berdirinya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Baca juga: PDI-P DKI Jakarta Tak Masalah jika Kampanye Pilkada Hanya 30 Hari
"Mengapa BRIN penting? Karena kita bisa menjadi bangsa yang besar, bisa menjadi bangsa yang hebat, berdikari, berdaulat, berdiri di atas kaki sendiri. Hanya mungkin dilakukan apabila di hulu kita kuasai ilmu pengetahuan, riset, dan inovasi," tutur Hasto.
Pria kelahiran Yogyakarta itu lantas mengapresiasi IPB yang mampu berinovasi menghasilkan pangan berbahan Spirulina kaya protein untuk mencegah stunting.
Peneliti PKSPL-IPB Kustiariah menambahkan, Spirulina berasal dari gangga laut mikro kaya protein, mineral, vitamin, dsn antioksidan. PKSPL-IPB juga membuat produk Tembora yang berbahan tempe dan rumput laut, tetapi perlu diindustrialisasi lebih lanjut.
Baca juga: Kaesang Bukan Keluarga Inti Jokowi, PDI-P Tak Bisa Larang Gabung PSI
"Jadi bagus untuk kesehatan juga. Tidak hanya untuk stunting, misalnya untuk anak-anak, tetapi juga untuk orang tua demi menjaga imunitas," ujar dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.