KOMPAS.com- British Petroleum (BP) Berau Ltd bertindak atas nama Kontraktor Kontrak Kerja Sama Bagi Hasil (PSC) Tangguh menandatangani nota kesepahaman (MoU) bersama anak perusahaan PT Pertamina (Persero) PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) pada 20-22 September 2023 di forum Minyak dan Gas Indonesia (IOG) 2023, Bali.
Kerja sama tersebut dilakukan sebagai wujud dukungan dari studi yang dilakukan Pertamina dalam mengkaji potensi pasokan gas dan injeksi karbondioksida (CO2) di Tangguh LNG. Seperti diketahui, Tangguh LNG saat ini terus mengembangkan amonia biru di Teluk Bintuni, Papua Barat.
Sejumlah pihak yang terlibat dalam PSC tersebut, yakni BP dan afiliasinya di Tangguh, seperti MI Berau B.V, China National Offshore Oil Corporation (CNOOC) Muturi Limited (Ltd), Nippon Oil Exploration (Berau) Ltd, KG Berau Petroleum Ltd, Indonesian Natural Gas Resources Muturi Inc, dan KG Wiriagar Petroleum Ltd.
Penandatanganan MoU tersebut bertujuan untuk mendukung potensi pertumbuhan industri petrokimia dan peningkatan perekonomian lokal, khususnya di Papua Barat.
Baca juga: Pertamina Siapkan 30 Titik SPBKLU Tahun Ini
Di samping itu, kerja sama juga dilakukan sebagai wujud dukungan transisi energi bagi BP dan Pertamina dalam menyediakan produk energi bersih melalui Tangguh carbon, capture, utilization, and storage (CCUS).
Untuk diketahui, BP telah menjalankan proyek Tangguh CCUS dengan pengerjaan Front End Engineering Design setelah mendapat persetujuan Plan of Development dari pemerintah Indonesia pada 2021.
Tangguh dinilai berpotensi sebagai pusat carbon capture storage (CCS) pertama di Indonesia yang merupakan salah satu negara penghasil emisi domestik dan internasional.
Dalam prosesnya, Pertamina sedang mempelajari peluang untuk mengoptimalkan potensi pasokan gas di Teluk Bintuni, Papua Barat dan memanfaatkan Tangguh CCUS untuk memproduksi amonia biru sebagai alternatif energi bersih.
Baca juga: Pertamina NRE Raih Peringkat ESG Rating Terbaik Ke-3 Dunia
Oleh karena itu, kolaborasi antara BP dan Pertamina dinilai dapat membuka jalan untuk memproduksi energi bersih di Indonesia.
"Sebagai perusahaan energi yang telah beroperasi lebih dari lima dekade di Indonesia, kami mendukung penuh Pertamina dan pemerintah Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) melalui potensi pasokan gas dan injeksi CO2 di Tangguh," kata BP Regional President Asia Pacific Kathy Wu dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (21/9/2023).
Direktur Utama PT KPI Taufik Aditiyawarman mengatakan, pihaknya berkomitmen menyelesaikan Trilema Energi melalui penyediaan energi berkelanjutan bagi negara dengan eksplorasi energi bersih alternatif baru, salah satunya amonia biru yang dapat mendorong produksi listrik bersih dengan co-firing.
"Sebagai pelaku usaha dibidang refinery dan petrokimia hilir, kami sangat mendukung kolaborasi PT KPI dengan perusahaan hulu minyak dan gas (migas) untuk membawa teknologi CCS dalam mencapai sertifikasi biru dengan mengurangi lebih dari 70 persen emisi CO2 dari produksi amonia," ucap Taufik.
Baca juga: Kelola 42 Blok Migas, Pertamina Hulu Energi Capai Produksi 1 Juta Barrel Setara Minyak Per Hari
Senada dengan Taufik, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengatakan, kolaborasi KPI dengan BP mampu berkontribusi dalam pengembangan energi transisi di Indonesia
"Pengembangan energi transisi penting untuk menjaga ketahanan energi nasional, karena (energi transisi) berperan sebagai leader dalam mendukung target NZE," tutur Fadjar.
Lebih lanjut, komitmen Pertamina dalam mendukung NZE 2060 diwujudkan melalui program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs) dan sejalan dengan penerapan environmental, social, and governance (ESG) di seluruh lini bisnis Pertamina.
Baca juga: Kepada Penyidik KPK, Dahlan Iskan Ngaku Tak Tahu soal Pengadaan LNG Pertamina
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.