Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kilah Ganjar Saat Dicecar Mahasiswa UI soal "Petugas Partai" atau "Boneka Megawati"...

Kompas.com - 19/09/2023, 11:06 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon presiden (capres) PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo, dicecar mahasiswa soal sebutan “petugas partai”.

Momen ini terjadi ketika Ganjar mengisi kuliah kebangsaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), Senin (18/9/2023).

Saat sesi tanya jawab, seorang mahasiswa menyinggung soal Ganjar yang mendapat predikat sebagai petugas partai. Sebutan itu disematkan langsung oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri ketika mengumumkan Ganjar sebagai bakal capres PDI-P pada 21 April 2023 kemarin.

“Saya menggarisbawahi kata-kata Bu Megawati yang menyatakan Bapak sebagai kader dan petugas partai,” kata seorang mahasiswa bernama Naufal di kampus UI, Depok, Jawa Barat, Senin (18/9/2023).

“Jujur saja saya mengagumi Bapak, merasa kecewa, ternyata Bapak yang diharapkan sebagai petugas rakyat ternyata petugas partai,” ujarnya.

Baca juga: Ganjar Bicara Banyak Hal di Hadapan Mahasiswa, Mulai dari Konflik Agraria hingga Petugas Partai

Mahasiswa itu lantas menyinggung soal moto yang kerap digembar-gemborkan Ganjar yang berbunyi “tuanku ya rakyat, gubernur cuma mandat”.

Ia mempertanyakan, apakah jika terpilih sebagai presiden selanjutnya, Ganjar bakal menjadi petugas rakyat, atau petugas partai seperti yang sebelumnya disebutkan oleh Megawati.

“Pertanyaan saya, jika Bapak terpilih sebagai presiden kedelapan, apakah Bapak tetap dengan prinsip ‘tuanku ya rakyat, gubernur hanya mandat’, dan tidak menjadi boneka Megawati? Apakah bapak petugas rakyat atau petugas partai?” tanya Naufal disambut riuh tepuk tangan mahasiswa yang hadir.

Kilah Ganjar

Di atas panggung, Ganjar tampak santai menanggapi pertanyaan mahasiswa tersebut. Mantan Gubernur Jawa Tengah itu justru bertanya balik ke Naufal.

“Naufal, kamu mengikuti saya selama 10 tahun jadi gubernur?” tanya Ganjar.

“Mengikuti,” jawab Naufal.

“Oke, saya petugas siapa?” lanjut Ganjar seraya bangkit dari tempat duduknya.

Pertanyaan itu tak dijawab oleh Naufal. Ganjar pun seketika berkata, “finish”.

Baca juga: Momen Ganjar Jengkel Saat Diteriaki Mahasiswa UI Bahas Utang

Ganjar mengakui bahwa ia merupakan kader PDI-P. Namun, ketika menjadi gubernur ataupun presiden, katanya, rakyat tetap yang utama.

Menurutnya, seorang pemimpin harus bisa membedakan posisinya ketika menjadi kader partai dan kepala negara atau kepala daerah.

“Saya kader partai, tapi presiden bukan, gubernur bukan. Itulah melayani,” ucapnya.

Ganjar mengeklaim, selama ini dirinya tak pernah membuat kebijakan yang berpihak ke partainya sendiri.

Mantan anggota Komisi III DPR RI itu menyebut, kinerjanya sebagai pemimpin dapat dilihat dari rekam jejaknya memimpin Jawa Tengah selama 10 tahun terakhir.

“Simpel aja, kalau aku bicara itu kan next, kalau itu next habis ini ya enggak tahu,” kata Ganjar.

“Tapi saya minta kamu lihat 10 tahun saya (jadi Gubernur Jawa Tengah), 10 tahun bukan waktu pendek dan 10 tahun itu artinya saya terpilih dua kali,” tutur politikus PDI-P itu.

Meski demikian, Ganjar meminta publik tak terburu-buru memilih dirinya pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Ia justru meminta masyarakat untuk lebih dulu mengenali semua bakal capres.

“Tidak harus Ganjar, jangan tergesa-gesa memilih Ganjar. Anda cek dulu, Anda pastikan dulu Anda yakin enggak dengan saya,” katanya.

Petugas partai

Sebutan “petugas partai” diucapkan Megawati Soekanoputri saat mendeklarasikan Ganjar sebagai bakal capres PDI-P pada 21 April 2023. Saat itu, Mega menyebut Ganjar merupakan kader dan petugas partai yang ditingkatkan penugasannya menjadi bakal calon RI-1.

“Pada jam 13.45, dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, menetapkan saudara Ganjar Pranowo, sekarang adalah Gubernur Jawa Tengah, sebagai kader dan petugas partai, untuk ditingkatkan penugasannya sebagai calon presiden Republik Indonesia dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan,” kata Megawati di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/4/2023).

Baca juga: Mengingat Lagi Sebutan Petugas Partai dari Megawati buat Ganjar, Kini Digugat Mahasiswa UI

Dalam momen tersebut, Mega juga menginstruksikan seluruh jajaran partai banteng untuk segera bergerak memenangkan Ganjar pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

“Saya perintahkan sebagai ketua umum partai untuk segera bergerak dan bekerja keras turun ke bawah menyapa akar rumput, memenangkan Pemilihan Umum Tahun 2024,” ucap Mega berapi-api.

“Segera kibarkan bendera banteng moncong putih nomor tiga di rumah kalian masing masing! Bukalah posko gotong-royong, dan jagalah bendera moncong putih nomor tiga sebagai lambang semangat dan energi perjuanganmu!” lanjut presiden kelima RI itu.

Adapun hingga kini, pencapresan Ganjar didukung oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan dua parpol non Parlmen, Partai Persatuan Indonesia (Perindo) dan Partai Hanura.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com